EMOSI
Kata "emosi" diturunkan dari kata bahasa Perancis, émotion, dari émouvoir,
'kegembiraan' dari bahasa Latin emovere,
dari e- (varian eks-) 'luar' dan movere 'bergerak'. Kebanyakan ahli
yakin bahwa emosi lebih cepat berlalu daripada suasana hati. Sebagai contoh,
bila seseorang bersikap kasar, manusia akan merasa marah. Perasaan intens kemarahan tersebut mungkin datang
dan pergi dengan cukup cepat tetapi ketika sedang dalam suasana hati yang
buruk, seseorang dapat merasa tidak enak untuk beberapa jam.
A.
Ciri-Ciri Emosi
Emosi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1.
Lebih
bersifat subyektif dari pada peristiwa psikologis lainnya, seperti pengamatan
dan berfikir.
2.
Bersifat
fluktuatif ( tidak tetap).
3.
Banyak
bersangkut paut dengan peristiwa pengenalan panca indera.
B.
Karakteristik Emosi Anak dan
Dewasa
NO
|
Emosi anak
|
Emosi orang dewasa
|
1.
|
Berlangsung
singkat dan berakhir tiba-tiba
|
Berlangsung
lebih lama dan berakhir dengan lambat
|
2.
|
Terlihat lebih hebat / kuat
|
Tidak terlihat hebat / kuat
|
3
|
Bersifat sementara /
dangkal
|
Lebih mendalam dan lama
|
4.
|
Lebih sering terjadi
|
Jarang terjadi
|
5.
|
Dapat diketahui
dengan jelas dari tingkah lakunya
|
Sulitdiketahui karena lebih
pandai Menymbunyikannya
|
Dalam Mengelompokkan emosi
sangat sulit karena :
- Emosi
yang sangat mendalam ( misal masah/ sangat takut) menyebabkan aktivitas
badan yang sangat tinggi sehingga seluruh tubuh diaktifkan, sehingga sukar
untuk menentukan apakah seorang sedang takut atau marah.
- Satu
orang dapat menghayati satu macam emosi dengan berbagai cara.
- Nama
yang umumnya diberikan kepada berbagai jenis emosi biasanya didasarkan
pada sifat rangsangannya, bukan pada keadaan emosinya sendiri.
- Pengenalan
emosi secara subyektif dan introspektif, sukar dilakukan karena selalu
akan ada pengaruh dari lingkungan.
C.
Teori-teori Emosi
1)
Hubungan emosi dengan gejala kejasmanian
Bila
seseorang mengalami emosi, pada individu itu akan terdapat perubahan-perubahan
kejasmaniannya. Misal kalau orang mengalami ketakutan, mukanya menjadi pucat,
jantungnya berdebar-debar. Jadi adanya perubahan dalam kejasmanian seseorang
apabila individu sedang mengalami emosi.
Berdasarkan
atas keadaan ini, prinsip tersebut digunakan kepentingan praktis, yaitu
diciptakannya lie detector atau juga sering disebut sebagai polygraph,
yaitu suatu alat yang digunakan dalam psikologi kriminal atau psikologi
forensik, dan telah memberikan bantuan yang positif. Alat ini diciptakan atas
dasar pendapat adanya hubungan antara emosi yang dialami individu dengan
perubahan-perubahan kejasmaniannya. Alat ini diciptakan oleh John A. Larson
yang kemudian disempurnakan oeh L. Keeler. Dengan alat ini perubahan-prubahan
yang terjadi pada jasmani dapat dicatat oleh alat tersebut.
Adanya
hubungan antara emosi dengan gejala kejasmanian di antara para ahli tidaklah
terdapat perbedaan pendapat. Yang menjadi silang pendapat adalah mana yang
menjadi sebab dan akibatnya. Hal inilah yang kemudian menimbulkan teori-teori
yang berkaitan dengan emosi yang bertitik pijak pada hubungan emosi dengan
gejala kejasmanian.
a.
Teori James-Lange
Menurut teori ini emosi
merupakan akibat atau hasil persepsi dari keadaan jasmani (felt emotion is
the perception of bodily states), orang sedih karena menangis, orang takut
karena gemetar dan sebagainya. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa gejala
kejasmanian merupakan sebab emosi, dan emosi merupakan akibat dari gejala
kejasmanian. Teori disebut juga teori perifir dalam emosi atau juga
disebut paradoks James (Bigot dkk. 1950). Sementara para ahli mengadakan
eksperimen-eksperimen untuk mengui sejauh mana kebenaran teori James Lange ini,
antaralain Sherrington dan Cannon (Woodworth dan Marquis, 1957), yang pada
umumnya hasil menunjukkan bahwa apa yang dikemukakan oleh James tidak tepat.
b.
Teori Cannon-Bard
Teori ini berpendapat bahwa
emosi itu bergantung pada aktivitas dari otak bagian bawah. Teori ini berbeda
atau justru berlawanan dengan teori yang dikemukakan oleh James Lange, yaitu
bahwa emosi tidak bergantung pada gejala kejasmanian, atau reaksi jasmani bukan
merupakan dasar dari emosi, tetapi justru emosi bergantung pada aktivitas otak atau
aktivitas sentral. Karena itu teori ini juga sering disebut teori sentral
(Woodworth dan Marquis, 1957)
c.
Teori Schachter-Singer
Teori ini berpendapat bahwa
emosi yang dialami seseorang merupakan hasil interpretasi dari aroused
atau stirred up dari keadaan jasmani. Mereka berpendapat bahwa keadaan
jasmani dari timbulnya emosi pada umumnya sama untuk sebagian terbesar dari
emosi yang dialami, dan apabila ada perbedaan fisiologis dalam pola otonomik
pada umumnya orang tidak dapat mempersepsi hal ini. Teori ini menyatakan bahwa
tiap emosi dapat dirasakan dari stirred up kondisi jasmani dan individu
akan memberikan interpretasinya. Sering dikemukakan bahwa teori ini bersifat
subyektif, karena memang dalam mengadakan interpretasi terhadap keadaan jasmani
berbeda satu orang dengan orang lain.
Pengaruh emosi terhadap
perilaku individu :
·
Memperkuat
semangat, apabila orang merasa senang atau puas atas hasil yang telah dicapai.
·
Melemahkan
semangat, apabila timbul rasa kecewa karena kegagalan dan sebagai puncak dari keadaan
ini ialah timbulnya rasa putus asa (frustasi).
·
Menghambat
atau mengganggu konsentrasi belajar, apabila sedang mengalami ketegangan emosi
dan bias juga menimbulkan sikap gugup dan gagap dalam bicara.
·
Terganggu
penyesuaian social, apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati.
·
Suasana
emosional yang diterima dan dialami individu semasa kecilnya akan mempengaruhi
sikapnya dikemudian hari, baik terhadap dirinya sendiri, maupun orang lain.
2)
Teori Hubungan antar Emosi
Robert
Plutchik mengajukan teori mengenai deskripsi emosi yang berkaitan dengan
emosi primer dan hubungannya satu dengan yang lainnya. Menurut Plutchik emosi
itu berbeda dalam tiga dimensi, yaitu intensitas, kesamaan, dan polaritas atau
pertentangan. Intensitas digambarkan kebawah, polaritas digambarkan kearah
berlawanan, sedangkan kesamaan digambarkan yang berdekatan.
Disamping itu
Plutchik juga berpendapat adanya kaitan antar emosi dengan typical behavior.
3)
Teori Emosi Berkaitan dengan
Motivasi
Teori ini dikemukakan oleh
Leeper. Garis pemisah antara emosi dengan motivasi sangatlah tipis. Missal
takut, ini adalah emosi, tetapi ini juga motif pendorong perilaku karena bila
orang takut maka akan terdorong berperilaku kearah tujuan tertentu. Menurutnya
perilaku adalah diwarnai oleh emosi.
Berkaitan dengan adanya
hubungan antara emosi dengan motivasi ada teori yang disebut teori arousal.
Pada teori ini dorongan asumsinya ialah organisme mencari untuk menaikkan level
tensionnya , sedangkan pada waktu lain menurunkan tensionnya.
D.
Bentuk-bentuk Emosi
a. Marah
Sumber utama dari
kemarahan adalah hal-hal yang mengganggu aktivitas untuk sampai pada tujuannya.
Ketegangan yang terjadi dalam aktivitas itu tidak mereda, bahkan bertambah.
Untuk menyalurkan ketegangan-ketegangan itu individu yang bersangkutan menjadi marah
yang didalamnnya meliputi brutal, mengamuk, benci, jengkel, tersinggung,
bermusuhan ,tindak kekerasan.
b. Takut
Takut adalah
perasaan yang mendorong individu untuk menjauhi sesuatu dan sedapat mungkin
menghindari kontak dengan hal itu. Bentuk ekstim dari takut adalah yang
pathologis ( fobia ).
c. Kuatir
Kuatir atu
was-was adalah rasa takut yang tidak mempunyai obyek yang jelas atau tidak ada
obyeknya sama sekali. Kekuatiran menimbulakn rasa tidak senag, gelisah, tegamg,
tidak tenang, tidak aman.
d. Cemburu
Kecemburuan
adalah bentuk khusus dari kekuatiran yang didasari oleh kurang adanya keyakinan
terhadap dirinya sendiri dan ketakutan kehinlangan kasih saying dari seseorang.
Seseorang yang cemburu selalu mempunyai sikap benci pada saingannya.
e. Gembira
Gembira adalah
ekspresi dari kelegaan, yaitu perasaan terbebas dari ketegangan. Biasanya
kegembiraan disebabkan oleh hal-hal yang bersifat tiba-tiba dan kegembiraan
biasannya bersifat social, yaitu melibatkan orang-orang lain disekitar
orang-orang yang sedang gembira.
f. Kesedihan
Didalamnya
meliputi pedih. Putus asa, depresi, muram, suram, kesepian, ditolak,
melankolis, mengasihani diri.
g. Terkejut
Didalamnya
meliputi terkesiap, takjub, terpana
h. Jengkel
Didalamnya
meliputi hina, jijik, muak, benci, tidak suka.
i. Malu
Didalamnya
meliputi rasa bersalah, malu hati, kesal hati, menyesal, hina, aib.
E.
TEORI-TEORI PENGUKURAN EMOSI
Seseorang
yang mempunyai kecerdasan emosional yang baik akan dapat dikenali melalui lima
komponen dasar, yaitu sebagai berikut:
1.
Self-awareness (pengenalan diri)
Mampu mengenali emosi dan penyebab dari pemicu emosi tersebut. Jadi,
dia mampu mengevaluasi dirinya sendiri dan mendapatkan informasi untuk
melakukan suatu tindakan.
2.
Self-regulation (penguasaan diri)
Seseorang yang mempunyai pengenalan diri yang baik dapat lebih
terkontrol dalam membuat tindakan agar lebih hati-hati. Dia juga akan berusaha
untuk tidak impulsif. Akan tetapi, perlu diingat, hal ini bukan berarti bahwa
orang tersebut menyembunyikan emosinya melainkan memilih untuk tidak diatur oleh
emosinya.
3.
Self-motivation (motivasi diri)
Ketika sesuatu berjalan tidak sesuai dengan rencana, seseorang yang
mempunyai kecerdasan emosional tinggi tidak akan bertanya “Apa yang salah
dengan saya atau kita?”. Sebaliknya ia bertanya “Apa yang dapat kita lakukan
agar kita dapat memperbaiki masalah ini?”.
4.
Empathy (empati)
Kemampuan untuk mengenali perasaan orang lain dan merasakan apa yang
orang lain rasakan jika dirinya sendiri yang berada pada posisi tersebut.
5.
Effective Relationship (hubungan
yang efektif)
Dengan adanya empat kemampuan tersebut, seseorang dapat berkomunikasi
dengan orang lain secara efektif. Kemampuan untuk memecahkan masalah
bersama-sama lebih ditekankan dan bukan pada konfrontasi yang tidak penting
yang sebenarnya dapat dihindari. Orang yang mempunyai kemampuan intelegensia
emosional yang tinggi mempunyai tujuan yang konstruktif dalam pikirannya.
Berfikir dan Berbahasa
Berfikir
Pengertian berfikir itu sangat
banyak dan luas, diantaranya yaitu :
a.
Pikiran
mempunyai pengertian yaitu sebagai salah satu kondisi letak hubungan antara
bagian pengetahuan yang telah ada dalam diri seseorang yang telah dikontrol
oleh akal (rasio) dan melibatkan kerja otak. Akal merupakan sebagian kekuatan
yang mengendalikan pikiran.
b. Berfikir
adalah meletakan hubungan antar bagian dari pengetahuan yang diperoleh manusia
dengan akal (rasio) yang dimiliki dirinya, pengetahuan yang dimaksud disini
yaitu mencakup segala konsep, gagasan, dan pengertian yang telah dimiliki dan
diperoleh oleh manusia.
c.
Berfikir
mempunyai arti segala proses aktivitas psikis yang intensional maksudnya dimana
seseorang mempunyai masalah maka seseorang menggabungkan pengertian yang satu
dengan yang lainnya untuk mendapatkan jalan keluar (pemecahan masalah) yang
sedang dihadapinya.
Di dalam setiap diri manusia memiliki aktivitas
mental, aktivitas kognitif yang yang berwujud mengolah atau memanipulasi
informasi dari lingkungan sekitar dengan simbol – simbol atau materi – materi
yang disimpan dalam ingatannya atau otaknya khususnya yang ada di dalam long
term memory.
Pengertian diatas merupakan sebagian dari pengertian
berfikir, menurut sudut pandang biharviorisme khususnya fungsionalis akan
mengandung berfikir itu sebagai pengutana antara stimulus dan respon, dengan
demikian sebagai asosiasi pandangan antara tanggapan atau bayangan satu dengan
yang lainnya yang saling berkaitan.
Berfikir pun mempunyai sifat, salah satu sifat
berfikir yaitu goal directed yaitu berfikir tentang sesuatu untuk memperoleh
berbagai pemecahan masalah bahkan sampai mendapatkan sesuatu yang baru.
Jadi berfikir dapat dipandang sebagai pemprosesan
informasi dari stimulus (starting pasition), sampai pemecahan masalah
(finishing position) goal state. Dan dengan demikian dapat dikemukakan bahwa
berfikir merupakan proses kognitif yang berlangsung antara stimulus dan respon.
Sebagai ilustari yang menunjukan seseorang berfikir
ketika seseorang akan mengadakan transaksi jual beli, misalnya membeli HP, si
penjual menawarkan berbagai merek hp dari mulai esia sampai blackbarry, dengan
memberitahukan keunggulan dan kekurangan yang dimiliki dari aplikasi – aplikasi
yang ada pada HP tersebut. Setelah si penjual menerangkan semuanya maka si
pembeli telah mendapatkan berbagai informasi dan akhirnya si pembeli memutuskan
untuk membeli salah satu merek hp dengan aplikasi yang bagus dan terpercaya.
2.2. Proses Berfikir
Menurut para ahli logika, mengemukakan adanya tiga
langkah atau proses dari berfikir, yakni :
1. Membentuk
Pengertian
Membentuk pengertian dapat diartikan sebagai suatu
perbuatan dalam proses berfikir (dengan memanfaatkan isi ingatan) bersifat
riel, abstrak dan umum serta mengandung sifat hakikat sesuatu, ataupun bisa
diartikan sebagai proses mendeskripsikan ciri – ciri objek yang sejenis dan
mengklasifikasikan ciri – ciri yang khas dari suatu pengertian. Misalnya ciri –
ciri khas dari spidol, spidol merupakan alat tulis yang bisa digunakan untuk
menulis di white board, tintanya berwarna hitam, bentuknya besar dan jelas
apabila digunakan untuk menulis pada white board.
2. Membentuk
Pendapat atau Opini
Pendapat atau opini dapat diartikan sebagai hasil
pekerjaan pikiran (otak) dalam meletakkan hubungan antara tanggapan sesuatu
dengan yang lainnya, antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lainnya
dan dikatakan dalam suatu kalimat.
3. Membentuk
Kesimpulan
Kesimpulan dapat diartikan sebagai membentuk pendapat
baru yang berdasarkan pendapat – pendapat lain yang sudah ada.
Di dalam menarik kesimpulan, seseorang dapat
menggunakan bermacam – macam cara yang secara kronologis meliputi hal – hal
berikut:
a.
Kesimpulan
yang ditarik atas dasar analogi
Yaitu dimana seseorang yang sedang berusaha mencari
hubungan dari peristiwa – peristiwa atas dasar adanya persamaan – persamaan
atau kemiripan – kemiripannya.
b. Kesimpulan
yang ditarik atas dasar induksi sintesis
Yaitu metode berfikir, bertolak dari pengertian yang
rendah melompat kepada pengertian yang lebih tinggi, kemudian ditarik
kesimpulan secara umum. Berangkat dari pengetahuan yang khusus dan fakta sampai
pada pengertian yang lebih umum dengan ciri yang umum.
c.
Kesimpulan
yang ditarik atas dasar deduksi analitis
Yaitu metode berfikir yang bertolak belakang dari
pengertian lebih tinggi / umum, melompat kepada pengertian yang lebih rendah,
dimana seseorang berangkat dari anggapan / proposisi umum menuju pada anggapan
yang lebih khusus. Salah satu kesimpulan secara deduktif adalah dengan
silogisme.
2.3. Macam – Macam Berfikir
Secara garis besar ada dua macam berfikir, diantaranya
yaitu:
1. Berfikir
Autistik
Berfikir autistik ini sering disebut sebagai melamun,
maksudnya dengan berfikir autistik, seseorang melarikan diri dari kenyataan dan
melihat hidup sebagai gambaran – gambaran fantastis. Contoh berfikir autistik
antara lain mengkhayal, fantasi.
2. Berfikir
Realistik
Berfikir realistik atau sering pula disebut berfikir
reasoning (nalar) adalah berfikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia
nyata.
Menurut Floyd L Ruch (1967) seperti yang dikutip
Rahmat (1994:69) menyebutkan tiga macam berfikir realistik, diantaranya:
i.
Berfikir
Deduktif
Berfikir deduktif ini merupakan proses berfikir
(penalaran) yang bertolak dari proposisi baru yang berbentuk kesimpulan, dari
umum ke khusus, sering disebut dengan silogisme.
Contonya:
Manusia mempunyai akal
Ajri adalah manusia
Jadi, ajri mempunyai akal
ii.
Berfikir
Induktif
Berfikir Induktif adalah proses berfikir (penalaran)
dari khusus sehingga mendapat kesimpulan yang umum, semua fenomena yang akan
ditarik kesimpulannya harus diteliti dan dievaluasi, proses berfikir ini juga
disebut dengan corak berfikir ilmiyah.
iii.
Berfikir
Evaluatif
Yang dimaksud dengan berfikir evaluatif yaitu berfikir
kritis menilai baik – buruknya, tepat atau tidaknya suatu gagasan. Kita tidak
menambah atau mengurangi gagasan, kita menilainya menurut kriteria tertentu.
Sebenarnya masih banyak lagi macam – macam berfikir
diantaranya yaitu:
1.
Berfikir
Negatif
Yang dimaksud dengan berfikir negatif adalah pola atau
cara berfikir yang lebih condong pada sisi – sisi negatif dibandingkan dengan
sisi positif, pola pikir ini bisa terlihat jelas dari keyakinan atau pandangan
yang terucap, cara bersikaf dan perilaku sehari – hari.
2.
Berfikir
Positif
Berfikir positif adalah pikiran yang dapat membangun
dan memperkuat kepribadian atau karakter, dengan kita berfikir positif maka
menjadikan diri kita sebagai pribadi yang lebih matang dan lebih berani
menghadapi tantangan.
3.
Berfikir
Kreatif
Berfikir kreatif mempunyai makna tentang proses cara
penalaran untuk mendapatkan sesuatu ide – ide atau gagasan – gagasan dan hal –
hal yang baru, dan munculnya ide – ide tersebut dengan car tiba – tiba, dan ini
semua berkaitan dengan insight (wawasan).
1) Tingkat –
tingkat dalam berfikir kreatif
Di dalam berfikir kreatif ada beberapa tingkatan –
tingkatannya, diantaranya:
a.
Persiapan
(preparation), merupakan tingkatan seseorang memformulasikan masalah dan
mengumpulkan fakta – fakta atau materi yang dipandang berguna dalam memperoleh
pemecahan hal – hal yang baru.
b. Tingkat
inkubasi, yaitu berlangsungnya masalah didalam jiwa seseorang.
c.
Tingkat
pemecahan atau iluminasi, adalah tingkat dimana seseorang mendapatkan pemecahan
masalah, dimana seseorang akan mengucapkan kata “aha”, “oh iya”, dan sebagainya
secara tiba – tiba.
d. Tingkat
evaluasi, merupakan tingkat berfikir dimana tingkat ini digunakan untuk
mengecek adanya kesinambungan antara tingkat pemecahan dengan masalah yang
dihadapinya.
e.
Tingkat
revisi, yaitu mengadakan revisi terhadap apa yang diperolehnya.
2) Sifat –
sifat orang yang berfikir kreatif
Seseorang yang telah mempunyai atau mengalami berfikir
kreatif, maka ada beberapa macam sifat – sifat mengenai pribadinya, diantaranya
yaitu:
a.
Memilih
fenomena atau keadaan yang kompleks
b. Mempunyai
psikodinamika yang kompleks dan mempunyai skope pribadi yang luas
c.
Dalam
judgment – nya lebih mandiri
d. Dominan dan
lebih besar pertahanan diri (more self assertive)
e.
Menolak
suppression sebagai mekanisme kontrol
2.4.Tingkat – Tingkat Berfikir
Di dalam berfikir juga ada tingkatannya, diantaranya:
1. Berfikir
Konkret
Didalam tingkatan berfikir isini memerlukan adanya
situasi – situasi yang konkret/ nyata, tetapi tidak membutuhkan pengertian yang
konkret, karena pada umumnya berfikir konkret ini dimiliki oleh anak – anak
kecil, dan harus disjikan dengan peragaan secara langsung.
2. Berfikir
Skematis
Pada tingkatan ini seseorang bukan hanya membutuhkan
data – data, kenyataan, ataupun pengertian yang konkret, tetapi juga memerlukan
dat – data yang disusun secara sistematis dan dapat memperlihatkan hubungan
antara persoalan yang satu dengan yang lain sehingga menghasilkan kesimpulan.
3. Berfikir
Abstrak
Tingkatan berfikir abstrak tidak membutuhkan bagan –
bagan, skema – skema, simbo – simbolnya, melainkan membutuhkan tanggapan dan
ingatan sendiri serta kecerdasan pikir sendirilah yang berperan memecahkan
masalah. Maka tingkatan ini disebut tingkatan tertinggi.
2.5.Hambatan – Hambatan Dalam Proses Berfikir
Hambatan – hambatan yang mungkin akan timbul dalam
proses berfikir diantaranya yaitu:
1. Data yang
kurang sempurna sehingga masih banyak lagi data yang mesti diperoleh
2. Data yang
ada dalam keadaan confuse, data yang satu bertentangan dengan data yang lain,
sehingga hal ini akan membingungkan dalam proses berfikir
Bahasa
a.
Bahasa
adalah media manusia berpikir secara abstrak dimana objek paktual
ditranspormasikan menjadi symbol-simbol bahasa yang abstrak. Dengan adanya
transpormasi ini maka manusia dapat berpikir mengenai sebuah objek, meskipun
objek itu tidak terinderakan saat proses berpikir itu dilakukan olehnya (surya
sumantri, 1998)
b. Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian
bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara
anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal
(bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.
c.
Menurut Santoso (1990:1), bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan
oleh alat ucap manusia secara sadar.
Berfikir adalah perkembangan ide dan konsep,
cirri-ciri utama dari berfikir adalah abstraksi. Abstraksi dalam hal ini
berarti anggapan lepasnya kualitas dari benda-benda, kejadian-kejadian dan
situasi yang mula-mula dihadapi sebagai kenyataan. Sebagai factor penting, kemampuan
abstraksi pada seseorang akan meningkatkan kemampuan dalam merumuskan sesuatu
dengan tepat. Bila seseorang kurang memiliki daya abstraksi “bahasa” atau
“lambang” yang dimilikinya akan terbatas. Manusia dapat berfikir karena manusia
memiliki bahasa sedangkan hewan tidak.
“bahasa” hewan adalah bahasa insting yang tidak perlu
dipelajari dan diajarkan, sedangkan bahasa manusia adalah hasil kebudayaan yang
harus dipelajari dan diajarkan. Contohnya, ketika menyaksikan ekspresi seekor
anjing atau simpanse yang sedang menunjukan kecerdasannya, kita sering
berkata,”hanya satu kekurangannya, mereka tidak bisa berbicara untuk
mengeluarkan pikirannya”.
Dengan bahasa, manusia bisa memberi nama
kepada segala sesuatu, baik yang terlihat maupun tidak. Semua benda, pekerjaan,
dan lain-lain yang abstrak bisa diberi nama. Dengan begitu, segala sesutu yang
pernah diamati dan dialami dapat disimpan, menjadi tanggapan ddan pengalaman
kemudian diolah (berfikir) menjadi pengertian-pengertian.
“bahasa menunjukan kualitas berbicara”
atau bahasa menunjukan bangsa, artinya kepribadian seseorang atau bangsa bisa
diamati dan dianalisis dari tutur katanya, bacaan yang digemarinya. Secara
dialektis, karakter masyarakat akan membentuk karakter bahasa yang ada. Ibarat
sebuah disket computer, perasaan, pikiran dan perilaku kita, disadari atau
tidak banyak dipengaruhin oleh nilai-nilai yang dipengaruhi bahasa.
2.2 Proses Bahasa
Bahasa masuk dalam sistem memori, kemudian
bekerja mempenggaruhi program perasaan dan pikiran yang diteruskan outputnya
dalam bentuk ucapan dan perilaku. Kata-kata (bahasa) yang baik bersifat positif
dan optimis, sebab hal itu akan mempengaruhi cara berfikir sampai dewasa.
2.3 Keterkaitan Bahasa
Bahasa, pikiran, dan budaya
memiliki keterkaitan yang saling mempengaruhi masing-masing konstrak tersebut
mencerminkan satu konstrak yang lain (Frawley dalam Forrester, 1996).
Keterkaitan antara bahasa dan budaya terletak pada asumsi bahwa setiap budaya
telah memilih jalannya sendiri-sendiri dalam menentukan apa yang harus
dipisahkan dan apa harus diperhatikan untuk memberi nama pada realitas
(Goldschmidt, 1960). Di sisi yang lain, keterkaitan antara bahasa dan pikiran
terletak pada asumsi bahwa bahasa mempengaruhi cara pandang manusia terhadap
dunia, serta mempengaruhi pikiran individu pemakai bahasa tersebut (Whorf dalam
Rakhmat, 2000). Keterkaitan antara bahasa dan pikiran dimungkinkan karena
berpikir adalah upaya untuk mengasosiasikan kata atau konsep untuk mendapatkan
satu kesimpulan melalui media bahasa. Beberapa uraian para ahli mengenai
keterkaitan antara bahasa dan pikiran antara lain:
a. Bahasa mempengaruhi
pikiran
Pemahaman terhadap kata mempengaruhi
pandangannya terhadap realitas. Pikiran dapat manusia terkondisikan oleh kata
yang manusia digunakan. Tokoh yang mendukung hubungan ini adalah Benyamin Whorf
dan gurunya, Edward Saphir. Whorf mengambil contoh Bangsa Jepang. Orang Jepang
mempunyai pikiran yang sangat tinggi karena orang Jepang mempunyai banyak kosa
kata dalam mejelaskan sebuah realitas. Hal ini membuktikan bahwa mereka
mempunyai pemahaman yang mendetail tentang realitas.
b. Pikiran mempengaruhi
bahasa
Pendukung pendapat ini
adalah tokoh psikologi kognitif.
c. Bahasa dan pikiran
saling mempengaruhi
Hubungan timbale balik antara kata-kata
dan pikiran dikemukakan oleh benyamin vigot sky, seorang ahi sematik
berkenmabgsaan rusia yang teorinya dikenal sebagai pembaharuan teori piaget
mengatakan bahwa bahasa dan pikiran saling mempengaruhi. Penggabungan vigot sky
rhadap kedua pendapat diatas banyak diterima oleh kalangan ahli psikologi
kognitif. Kata-kata adalah bentuk pemberian pakaian pada realita factual yang
terjadi secara nyata.
2.4 Pemahaman Melalui Bahasa
Bahasa juga memaksakan pemahamana
pandangan konseptual pemakai bahasa karena secara tidak langsung manusia
mengevaluasi realita berdasarkan bahasa yang manusia miliki. Dengan cara
seperti inilah bahasa mempengaruhi fikiran dan tindakan manusia.
Sebuah desa miskin yang banyak penduduknya
susah mencari makanan, hal tersebut bagi pemerintah bukanlah kelaparan, tetapi
“rawan pangan”. Pelonjakan harga, bukanlah “kenaikan harga” tetapi “penyesuaian
harga”. Upaya rakyat palestina lepas dari “penjajahan” Israel adalah tindakan
“agresi” sedangkan tindakan Israel adalah “pembalasan”.
2.5 Pengaruh bahasa
Pengaruh bahasa terhadap fikiran dapat
terjadi melalui aspek formal bahasa. Contoh salah satunya yaitu kata salju.
Sebagian besar manusia memiliki kata yang sama untuk menggambarkan salju. Salju
yang turun dari langit, salju yang sudah mengeras, atau salju yang meleleh,
semua objek salju, tetap dinamakan salju. Berbeda dengan kebnyakan masyarakat
orang Eskimo member label berbeda pada objek salju tersebut.
Secara selektif individu menyaring sensori
yang masuk seperti yang di programkan oleh bahasa yang dipakainya. Dengan
demikian, masyarakat yang memiliki perbedaan bahasa mempengaruhi perbedaan
sensori.
2.6 Manfaat bahasa
Bahasa mempermudah kemampuan belajar dan
mengingat, memecakan persoalan dan menarik kesimpulan. Bahasa memungkinkan
individu menyandi peristiwa dan objek dalam bentuk kata-kata. Dengan bahasa
individu mampu mengabstraksikan pengalamannya dan mengkomunikasikannya
pada orang lain karena bahasa merupakan sistem lambang yang tidak
terbatas yang mampu mengungkapkan segala pemikiran.
PSIKOTERAPI
Berasal dari kata Psyche: mind/jiwa, dan Therapy: merawat, mengobati,
menyembuhkan. Jadi, Psikoterapi adalah serangkaian metode berdasarkan ilmu-ilmu
psikologi yang digunakan untuk mengatasi gangguan kejiwaan atau mental seseorang. Psikoterapi sering disebut dengan
istilah terapi kejiwaan, terapi mental, atau terapi pikiran.
Beberapa definisi lain
dari Psikoterapi, yaitu:
-
Psikoterapi adalah terapi atau pengobatan yang menggunakan cara-cara
psikologik, dilakukan oleh seseorang yang terlatih khusus, yang menjalin
hubungan kerjasama secara profesional dengan seorang pasien dengan tujuan untuk
menghilangkan, mengubah atau menghambat gejala-gejala dan penderitaan akibat
penyakit.
-
Psikoterapi adalah cara-cara atau pendekatan yang menggunakan
teknik-teknik psikologik untuk menghadapi ketidakserasian atau gangguan mental.
-
Psikoterapi (terapi psikologi)
adalah suatu interaksi sistematis antara pasien dan terapis yang menggunakan
prinsip-prinsip psikologi untuk mengatasi tingkah laku abnormal dan memecahkan masalah-masalah
dalam hidup dan berkembang sebagai seorang individu.
Ø
Sejarah Psikoterapi :
Psikoterapi berawal dari upaya menyembuhkan pasien yang menderita
penyakit jiwa
-
berabad-abad
yang lalu
orientasi mistik à upaya mengusir roh jahat dengan cara tidak manusiawi (mengisolasi,
mengikat, memasung, memukul)
-
Philipe Pinel
Melakukan pendekatan bersifat manusiawi, yang
berorientasi kasih sayang (love oriented approach) à mendirikan asylum
-
Anton Mesmer
Mempergunakan teknik hypnosis & sugesti, teknik hypnosis kemudian
digunakan oleh Jean Martin Charcot
-
Paul Dubois àMerumuskan & menekankan peranan penting teknik
berbicara (speech technique, talking cure) yang digunakan kepada pasien.
Paul Dubois tercatat sebagai “The First Psychotherapiest”.
-
Joseph Breuer
(senior dari Sigmund Freud) & Sigmund Freud
menggunakan teknik hypnosis
& teknik berbicara dalam upaya menyembuhkan pasien-pasien hysteria.
-
Pada Breuer à talking cure dilakukan terhadap pasien dalam
keadaan hypnosis
-
Pada Sigmund
Freud à talking cure dilakukan terhadap pasien dalam
keadaan sadar (à cikal bakal
lahirnya psikoanalisis)
o Dasar
psikoterapi :
Manusia pada dasarnya bisa dan mungkin untuk
dipengaruhi/diubah melalui intervensi psikologi yang direncanakan.
o Terapi
akan efektif jika :
-
adanya
pemulihan dalam hubungan interpersonal
-
adanya keterampilan
coping yang lebih baik
-
pertumbuhan
personal
II.
Tujuan
psikoterapi antara lain:
·
Menghapus, mengubah atau mengurangi gejala gangguan
psikologis.
·
Mengatasi pola perilaku yang terganggu.
·
Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian
yang positif.
·
Memperkuat motivasi klien untuk melakukan hal yang
benar.
·
Menghilangkan atau mengurangi tekanan emosional.
·
Mengembangkan potensi klien.
·
Mengubah kebiasaan menjadi lebih baik.
·
Memodifikasi struktur kognisi (pola pikiran).
·
Memperoleh pengetahuan tentang diri / pemahaman diri.
·
Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan interaksi
sosial.
·
Meningkatkan kemampuan dalam mengambil keputusan.
·
Membantu penyembuhan penyakit fisik.
·
Meningkatkan kesadaran diri.
·
Membangun kemandirian dan ketegaran untuk menghadapi
masalah.
·
Penyesuaian lingkungan sosial demi tercapai perubahan
dan masih banyak lagi.
III.
Ada tiga ciri utama psikoterapi, yaitu:
1. Dari
segi proses : berupa interaksi antara dua pihak, formal, profesional, legal dan
menganut kode etik psikoterapi.
Proses
interaksi formal 2 pihak (2 orang/lebih), bertujuan memperbaiki keadaan yang
tidak menyenangkan (distres) pada salah 1 pihak karena tidak berfungsinya/ketidakmampuan
pada fungsi kognitif, afeksi atau perilaku, dengan terapis berusaha
mengembangkan memelihara atau mengubahnya dengan menggunakan metode-metode
sesuai pengetahuan & skill, serta bersifat profesional & legal.
2. Dari
segi tujuan : untuk mengubah kondisi psikologis seseorang, mengatasi masalah
psikologis atau meningkatkan potensi psikologis yang sudah ada.
3. Dari
segi tindakan: seorang psikoterapis melakukan tindakan terapi berdasarkan ilmu
psikologi modern yang sudah teruji efektivitasnya.
Tindakan, berdasar dari :
-
ilmu
(teori-teori), teknik, skill yang formal
-
assessment
(data yang diperoleh melalui proses assessment – wawancara, observasi, tes,
dsb).
IV. Tahap-tahap
psikoterapi :
1.
Wawancara
awal
ð dikemukakan apa yang akan terjadi selama
terapi berlangsung, aturan-aturan, yang akan dilakukan terapi & diharapkan
dari klien, kontrak terapeutik (tujuan, harapan, kapan, dimana, lama,
keterbatasan, dll).
ð akan diketahui apa yang menjadi masalah
klien – rapport, klien menceritakan masalah (ada komitmen untuk
mengkomunikasikan), terapis & klien bekerjasama.
2.
Proses
terapi
ð
mengkaji pengalaman
klien, hubungan terapis & klien, pengenalan – penjelasan – pengartian
perasaan & pengalaman klien
3.
Pengertian
ke tindakan
ð
terapis bersama klien
mengkaji & mendiskusikan apa yang telah dipelajari klien selama terapi
berlangsung, pengetahuan klien akan aplikasinya nanti di perilaku &
kehidupan sehari-hari.
4.
Mengakhiri
terapi
-
terapi
dapat berakhir jika tujuan telah tercapai, klien tidak melanjutkan lagi, atau
terapis tidak dapat lagi menolong kliennya (merujuk ke ahli lain)
-
beberapa
pertemuan sebelum terapi berakhir klien diberitahu à klien disiapkan untuk menjadi lebih
mandiri menghadapi lingkungannya nanti.
V.
Keuntungan Dari Terapi :
Ada
berbagai keuntungan melakukan konsultasi psikoterapis untuk menangani
masalah-masalah mental. Beberapa di antaranya adalah:
a.
Mengobati pasien melalui
penggunaan neurologi dan psikiatri berbagai disiplin untuk mengobati penyakit
mental seperti skizofrenia, gangguan kepribadian, dan ketidakmampuan belajar.
b.
Sebuah sesi terapi psikologis
konseling membantu orang agar mau bicara, mengungkapkan isi hatinya sampai
melepaskan emosinya. Ada penyakit mental tertentu yang tidak memerlukan
pengobatan apapun. Sebaliknya, bahkan dalam beberapa survey dan penelitian
berbagai gangguan mental seperti Gangguan Stress Pasca Trauma (PTSD) secara
efektif dapat diobati dengan sesi bicara yang dipandu oleh seorang ahli
terapis.
c.
Dengan demikian, psikoterapi telah
membantu dalam memerangi masalah-masalah mental yang berkaitan dengan emosi
yang berakar dari perasaan. Bagi orang-orang yang berjuang dengan berbagai
masalah mental hari demi hari, terapi ini menawarkan solusi yang layak untuk
semua masalah kejiwaan.
VI.
Masalah Yang Bisa Dibantu Psikoterapi
Psikoterapi bisa digunakan untuk
mengatasi berbagai masalah psikologis. Setiap masalah, tentu saja berbeda cara
penanganannya. Psikoterapis yang baik adalah psikoterapis yang menguasai cukup
banyak metode terapi dan mampu mengaplikasikan metode yang tepat kepada klien.
Gejala masalah
psikologis yang bisa dibantu dengan psikoterapi:
- Berhenti Merokok. Salah
satu kebiasaan buruk yang paling banyak dilakukan adalah merokok. Untuk
bisa berhenti merokok selamanya memang tidak mudah, tapi tetap bisa
dilakukan apabila klien punya keinginan. Ilmu psikologi modern punya
strategi khusus yang terbukti efektif untuk membantu berhenti merokok
selamanya. Syaratnya cuma satu, yaitu klien ingin berhenti merokok atas
kemauannya sendiri, bukan paksaan orang lain.
- Bingung Menentukan Pilihan.
Apabila seseorang dihadapkan pada pilihan-pilihan penting dalam hidupnya
yang mana pilihan itu saling bertentangan, mungkin akan terjadi
kebingungan yang membuatnya stress dan tidak tahu harus berbuat apa.
Kebingungan ini bisa berlangsung sebentar, kemudian seseorang mendapatkan
jawaban setelah berpikir. Namun pada beberapa orang, kebingungan ini
berlangsung begitu lama, sehingga membuat dia tambah stress. Psikoterapi
menawarkan sebuah cara untuk memahami diri kita sendiri dari level sadar
sampai bawah sadar, agar bisa menentukan pilihan yang terbaik untuk
sekarang dan masa depan klien.
- Depresi. Gejala depresi antara lain
perasaan sedih, murung, suka menyendiri, perasaan putus asa, tidak ada
semangat, rasa malas, tidak bisa konsentrasi, perasaan lemah dan kadang
disertai kecemasan serta gangguan tidur.
- Fobia. Ketakutan berlebihan terhadap
suatu benda/binatang/situasi tertentu. Seorang yang menderita fobia bisa
merasakan kecemasan atau ketakutan yang amat sangat apabila melihat
sesuatu yang menjadi obyek fobianya. Dalam beberapa kasus, bahkan hanya
melihat gambarnya saja (misalnya gambar ular) seseorang bisa ketakutan
setengah mati.
- Gangguan Bicara. Dalam
hal ini termasuk gagap, sulit bicara dan kata-kata yang tidak lancar atau
terselip pengucapannya. Penderita gangguan bicara biasanya hanya mengalami
gangguan ketika dalam kondisi yang membuatnya tegang, sementara dia bisa
bicara lancar ketika ngomong sendiri atau berbicara dengan orang yang
membuatnya nyaman. Gangguan bicara biasanya berhubungan dengan kecemasan
dan perasaan kurang percaya diri.
- Gangguan Tidur. Gangguan tidur bisa berupa
insomnia, siklus tidur tidak teratur, tidur tidak pernah nyenyak, mudah
terbangun, mimpi buruk, sering tindihan (tubuh kaku tidak bisa digerakkan
padahal sadar) atau malah penyakit tidur berlebihan dan tidak mampu
menahan rasa kantuk.
- Halusinasi. Apabila seseorang sering
melihat sesuatu atau mendengar suara yang tidak nyata, maka itu pertanda dia
mengalami gangguan psikologis. Keadaan tersebut bisa terpicu karena
stress, trauma, depresi atau muncul tanpa sebab yang jelas. Beberapa orang
mengira gangguan halusinasi adalah karena diganggu makhluk halus, padahal
sebenarnya halusinasi merupakan “penyakit pikiran” yang bisa disembuhkan
dengan psikoterapi modern.
- Kecemasan Berlebihan. Mudah
cemas hanya karena masalah-masalah kecil. Kecemasan berlebihan terhadap
segala hal. Jika memiliki anak, maka terlalu protektif dalam mengasuh
anak. Karena kecemasan berlebihan, maka biasanya disertai dengan sering
sakit kepala, sakit leher dan tekanan darah naik. Orang yang mengalami
kecemasan biasanya juga menderita hipertensi, maag dan IBS (Irritable
Bowel Sindrom).
- Kemalasan & Kebiasaan Menunda. Anda
mungkin orang yang ingin sukses dan lebih maju dalam segala bidang
kehidupan. Anda juga punya cita-cita dan rencana besar dalam hidupnya.
Namun entah mengapa, setiap kali Anda mencoba untuk melakukan sesuatu yang
berguna bagi diri Anda, muncul perasaan malas yang luar biasa dan kemudian
Anda menunda-nunda. Banyak kesempatan Anda lewatkan hanya karena kemalasan
dan penundaan. Kemalasan dan kebiasaan menunda bisa diatasi dengan
hipnoterapi.
- Ketergantungan / Kecanduan. Karena
perilaku yang diulang-ulang disertai motivasi emosional, seseorang tanpa
sadar bisa menjadi ketergantungan atau kecanduan terhadap sesuatu.
Misalnya kecanduan coklat, kecanduan permen, kecanduan kopi, kecanduan
minuman cola, kecanduan berjudi, kecanduan belanja yang tidak penting,
kecanduan makan makanan yang tidak wajar dan kecanduan yang lainnya.
Psikoterapis bisa membantu menangani berbagai macam kecanduan. Namun
khusus untuk kecanduan narkotika, sebaiknya ditangani oleh dokter atau
psikiater karena untuk kasus kecanduan narkotika, yang ketergantungan
bukan pikirannya saja, tapi memang tubuh yang sudah ketergantungan.
- Luka Batin. Pernah punya pengalaman pahit
dengan orang lain misalnya pasangan selingkuh atau dikhianati teman,
ditipu kolega, dicaci, pertengkaran atau pengalaman pahit lain yang
menimbulkan luka batin. Ciri adanya luka batin adalah ketika kita
mengingat orang atau peristiwa, maka masih muncul perasaan marah, dendam,
sebel, kecewa, sakit, atau perasaan tidak tenang.
- Menghilangkan Pikiran Negatif. Beberapa
orang ingin maju dalam hidup, tapi ketika dia mau melangkah maju, selalu
muncul pikiran-pikiran negatif yang membuatnya takut untuk melangkah maju.
Dengan psikoterapi, pola pikiran bisa diubah sehingga seseorang punya
pikiran yang lebih positif.
- Menyembuhkan/Meringankan Alergi. Dari
hasil pengalaman praktek psikoterapi, ternyata hampir 90% alergi bisa
disembuhkan atau paling tidak diringankan dengan psikoterapi. Karena
ketika psikoterapis melakukan psikoanalisa kepada klien-klien yang
menderita alergi, ternyata ditemukan
alergi juga bisa disebabkan atau diperparah oleh keadaan perasaan, cara
berpikir dan keyakinan seseorang.
- Paranoid. Perasaan cemas dan takut yang
tidak rasional. Merasa selalu diawasi oleh seseorang yang berniat
mencelakai. Merasa tidak aman berada di tempat umum karena takut ada orang
yang akan menyakiti atau membunuh. Dalam benak penderita selalu muncul
pikiran-pikiran negatif atau terbayang kejadian buruk yang mungkin bisa
terjadi padanya.
- Perilaku Obsesif Kompulsif.
Gejalanya berupa adanya dorongan untuk melakukan sesuatu secara berulang,
apabila dorongan itu tidak dituruti, maka timbullah perasaan cemas atau
tidak tenang. Setiap penderita biasanya punya obsesi yang berbeda-beda,
diantaranya: Obsesi akan kebersihan, Takut terkena penyakit, Obsesi harus
rapi, Obsesi untuk bersuci dari najis, Mengulang-ulang wudlu dan salat
karena merasa batal, Memeriksa kunci pintu berulang-ulang, Mengecek kompor
gas berkali-kali, Obsesi akan penampilan sempurna dan sebagainya.
- Stress. Masalah pribadi dan beban
pekerjaan bisa menyebabkan stress. Ciri-ciri Anda menderita stress adalah
mood tidak stabil, emosional, mudah tersinggung, susah konsentrasi, susah
berpikir jernih, pikiran kacau, perasaan tidak nyaman, sakit kepala,
ketegangan tubuh, ketegangan pikiran dan perasaan muak terhadap pekerjaan
atau orang lain. Beberapa orang yang mengalami stress melampiaskannya
dengan banyak makan, minum alkohol atau hal-hal kurang baik lainnya.
- Takut Gagal. Banyak orang memilih tidak
melakukan apapun karena takut gagal. Seseorang yang dulunya adalah orang
yang bersemangat, tapi karena pernah trauma dengan kegagalan, akhirnya dia
menjadi takut gagal dan selalu terbayang dengan kegagalan yang pernah
dialaminya.
- Tidak Bisa Mengendalikan Diri. Banyak
orang menyadari dirinya punya sifat mudah marah, mudah tersinggung dan
sulit mengendalikan amarah. Ketika marahnya meledak, dia bisa melakukan
sesuatu yang sangat kasar kepada orang lain atau keluarganya. Namun
beberapa saat kemudian dia menyesalinya, bahkan sampai menangis karena
perbuatannya. Namun di lain waktu, dia bisa emosional lagi.
- Tidak Percaya Diri. Kurang
kepercayaan bisa muncul dalam segala bidang, termasuk diantaranya tidak
percaya diri dalam membuat keputusan, tidak percaya diri dalam bertindak,
kurang keberanian, merasa minder, merasa tidak berharga, merasa
lemah, harga diri rendah atau tidak berani melakukan sesuatu yang
beresiko. Termasuk tidak berani menyatakan cinta atau mendekati orang yang
disukainya secara terang-terangan. Tahukah Anda, dunia ini adalah milik
orang yang percaya diri. Jika Anda percaya diri, maka Anda punya lebih
banyak kesempatan untuk sukses dalam segala hal.
- Trauma. Pernah mengalami kejadian yang
mengguncang jiwa misalnya kecelakaan, bencana alam, kematian orang yang
dicintai, diancam mau dibunuh, tersangkut kasus hukum dan sebagainya.
Seorang yang menderita trauma masih sering teringat dengan kejadian yang
pernah menimpanya, walaupun kejadian itu sudah berlangsung puluhan tahun
silam. Apabila tidak disembuhkan, maka penderitaan akan terus berlangsung.
VII. Perbedaan antara
Psikoterapis dengan Psikolog dan Psikiater
v Definisi
Psikoterapis adalah seseorang yang
melakukan terapi untuk mengatasi gangguan mental dengan metode yang teruji dan
sesuai prinsip ilmu psikologi modern. Kegiatan seorang psikoterapis adalah
menyembuhkan gangguan pikiran, mengatasi masalah perasaan, mengubah perilaku,
merenovasi kepribadian, membantu pekermbangan diri seseorang, dan memperbaiki
hubungan satu orang dengan orang lainnya.
Seorang psikoterapis bisa membantu
mengatasi fobia, trauma, depresi, kecemasan, stress, rasa minder, perilaku
obsesif kompulsif, halusinasi, gangguan tidur, kebiasaan buruk dan berbagai
masalah psikologis lainnya. Seorang psikoterapis juga bisa membatu
mengembangkan kualitas pribadi seseorang, meningkatkan kepercayaan diri,
meningkatkan kemampuan membuat keputusan dan membantu menciptakan karakter
pribadi yang sesuai keinginan seseorang.
v Perbedaan



Artinya setiap orang, baik itu
psikolog, psikiater, dokter umum, guru, pedagang, kiyai, pendeta atau siapapun
yang bisa mengatasi masalah psikologis orang lain, maka orang tersebut bisa
disebut Psikoterapis. Jadi psikoterapis bisa berasal dari segala macam profesi.
Seorang Psikolog dan Psikiater juga bisa disebut Psikoterapis ketika mereka
mempraktekkan psikoterapi.
STRESS
& KESEHATAN
Stres merupakan interaksi antara individu dengan
lingkungan. “Pendekatan ini telah dibatasi sebagai “model psikologi”. Model
psikologi ini menggambarkan stres sebagai suatu proses yang meliputi stresor
dan ketegangan ( strain ). Interaksi antara individu dengan lingkungannya yang
saling mempengaruhi itu dinamakan dengan interaksi transaksional yang di
dalamnya terdapat proses penyesuaian. Stres bukan hanya stimulus atau respon
tetapi juga agen aktif yang dapat mempengaruhi stresor melalui strategi
prilaku, kognitif dan emosional. Individu akan memberikan reaksi yang berbeda
terhadap stresor yang sama.
Pendekatan medikospikologis stres adalah paradigma dasar
dari psikoneuroimunologi, jenis stresor ini menyebabkan gangguan non-spesifik
dalam sistem biologis. contohnya sistem imun . Definisi tentang stres yang
sangat beragam menunjukan bahwa stres bukanlah suatu hal yang sederhana. Salah
satu definisinya adalah stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang
disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan ( Vincent Cornelli, dalam
Mustamir Pedak, 2007 ).
A.
TANDA-TANDA STRESS
- Menurut Cary Cooper dan Alison Straw:
Ø Fisik,
yaitu nafas memburu, mulut dan tenggorokan kering, tangan
lembab, merasa panas, otot-otot tegang, pencernaan terganggu, sembelit, letih
yang tidak beralasan, sakit kepala, salah urat dan gelisah.
Ø Perilaku,
yaitu perasaan bingung, cemas, sedih, jengkel, salah
paham, tidak berdaya, gelisah, gagal, tidak menarik, kehilangan semangat, susah
konsentrasi, dll.
Ø Watak dan kepribadian,
yaitu sikap hati-hati yang berlebihan, menjadi lekas
panik, kurang percaya diri, penjengkel.
- Menurut Braham:
Ø Fisik,
yaitu sulit tidur atau tidak dapat tidur teratur, sakit
kepala, sulit buang air besar, adanya gangguan pencernaan, radang usus,
kulit gatal-gatal, dll.
Ø Emosional,
yaitu marah-marah, mudah tersinggung, terlalu sensitif,
gelisah dan cemas, suasana hati mudah berubah-ubah, sedih, mudah menangis, dll.
Ø Intelektual
yaitu mudah lupa, kacau pikirannya, daya ingat menurun,
sulit berkonsentrasi, suka melamun, pikiran hanya dipenuhi satu pikiran
saja.
Ø Interpersonal
yaitu acuh, kurang percaya kepada orang lain, sering
mengingkari janji, suka mencari kesalahan orang lain, menutup diri,mudah
menyalahkan orang lain.
Namun
stres tidak selamanya bermakna negatif, stres dapat dimanfaatkan untuk semakin
memotivasi diri untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat, stres seperti ini
disebut dengan eustres yaitu semacam reaksi individual terhadap situasi
tertentu yang anda yakin dapat dikendalikan dan yang merangsang tindakan
dan antusiasmeterhadap tantangan-tantangan yang baru, prestasi dan kondisi
kesehatan yang baik.
Dalam batas-batas tertentu stres dapat membantu kita
meningkatkan kedewasaan sebagaimana api diperlukan untuk memasak makanan.
Namun, apabila stres itu berjalan lama karena proses koping (mekanisme untuk
mengatasi perubahan yang terjadi) yang gagal tidak hanya akan mengganggu jiwa
tetapi kesehatan fisik.
- Kejadian atau lingkungan yang menimbulkan perasaan
tegang ( Stresor ) seperti adanya bencana alam, dipecat, kalah dalam
permainan, dll. Disini stres dipandang sebagai stimulus ( pemberi
rangsangan ). Stresor (sebagai stimulus stres) adalah variabel yang dapat
didefinisikan sebagai penyebab timbulnya stres. Stresor ini dapat
sendiri-sendiri atau bersamaan dan sering kali stresor saling memperberat
antara yang satu dengan yang lain atau bahkan sebaliknya tergantung pada
individu yang menerima stresor tersebut. Terjadinya stres akibat stresor
tersebut dipersepsikan oleh individu sebagai suatu ancaman sehingga
mengakibatkan kecemasan yang merupakan tanda umum dan awal dari gangguan
kesehatan fisik, psikologis bahkan spiritual.
- Mengatakan stres adalah respon individu dengan
situasi tertentu. Transaksi antara individu dengan lingkungan ini
sebenarnya tidak mengganggu hanya cara individu menilai dan bereaksilah
yang mengganggu. Menurut Ostell stres tidak akan menyebabkan gangguan
apabila faktor psikologis diminimalkan. Bila dihadapkan pada situasi
tertentu, setiap individu akan merespon dengan cara yang berbeda-beda.
Faktor latar belakang budaya, pendidikan, kesehatan, ketakwaan, dll.
memberikan peranan penting dalam membantu individu menghadapi situasi yang
dihadapinya dan menentukan respon yang akan diberikannya. Stres distimulasi
karena ada yang hilang dari diri kita atau kita tidak dapat mencapai suatu
hal. Apabila kita gagal menilai suatu kejadian dengan positif, maka kita
akan menghadapi stres yang mengganggu. Sebaliknya jika kita memaknai
sesuatu kejadian dengan positif maka kita tidak akan menghadapi stres
yang mengganggu.
Jadi masalah sebenarnya bukanlah apa yang terjadi tetapi bagaimana
kondisi kita serta bagaimana kita melihat kejadian
itu.. Respon mempunyai beberapa komponen. Yaitu komponen
psikologis seperti prilaku, pola pikir, emosi dan komponen fisiologis
seperti jantung berdebar, mulut kering, berkeringat, mulas dan berkeringat.
Respon ini juga disebut strain
atau ketegangan. Stres bersifat universality,
yang berarti setiap orang dapat mengalaminya, hanya saja cara mengungkapkannya
saja yang berbeda atau diversity.
B.
TIPE STRESS:
Ø Stres akut. Juga dikenal dengan fight or flight response
stres akut adalah respon tubuh anda terhadap ancaman
tertentu, tantangan atau ketakutan. Respon stres akut segera dan intensif dan
di beberapa keadaan dapat menimbulkan gemetaran. Contohnya seperti wawancara
pekerjaan.
Ø Stres kronis.
Stres akut kecil dapat memberikan keuntungan, stres ini
dapat membantu anda untuk melakukan sesuatu, memotivasi dan memberi semangat.
Masalah terjadi ketika stres akut menimbun, hal ini akan mendorong terjadinya
masalah kesehatan seperti sakit kepala dan insomnia. Stres kronis lebih sulit
dipisahkan atau diatasi daripada stres akut, tapi efeknya lebih panjang dan
lebih problematik.
C.
FUNGSI STRESS:
Ø Fungsi Stres Bagi Spritualitas
Dikemukakan oleh seorang ahli yang bernama Annie
Besant mengatakan “kesukaran ada supaya dalam mengatasinya kita menjadi gagah,
hanya dengan menderita saja manusia dapat menyelamatkan diri dan orang lain” (
Annie Besant, dalam Mustamir Pedak, 2007 ). Singkatnya stresor-stresor
tersebutlah yang akan membawa manusia menuju tujuan hidupnya yang hakiki.
Begitulah stresor kegagalan, kesusahan yang menyedihkan hati selalu ada untuk
mendidik manusia menjadi lebih baik.
Ø Fungsi Stres Bagi Jiwa
Yaitu stres merupakan alat utama untuk memperkuat
jiwa kita, tanpa stres kita tidak akan dapat mematangkan jiwa kita, hanya
dengan streslah manusia dipaksa untuk memperkuat jiwanya, melembutkan
emosinya dan mempertajam pikirannya. Stres di sini memberikan pengalaman yang
menyakitkan dan tidak menyenangkan sehingga manusia menyadari dan
mengetahui tingkat kemampuan yang dimilikinya yang nantinya akan bermanfaat
ketika ia menghadapi suatu masalah.
Ø Fungsi Stres Bagi Tubuh
secara garis besar adalah untuk meningkatkan kewaspadaan
dan melindungi tubuh dari bahaya yang mengancam. Stres adalah semacam alarm
pengingat tentang ancaman yang mengancam fungsi-fungsi tubuh kita, ketika
manusia mengalami stres tubuh melakukan sejumlah reaksi yang dalam batas tertentu
dapat berakibat baik, tetapi jika berlebihan akan menimbulkan dampak
yang buruk. Sakit-sakit yang kita alami bermanfaat bagi tubuh
untuk menciptakan kekebalan bagi tubuh jika kita suatu saat akan
menghadapi sakit tersebut di kemudian hari. Hal ini misalnya kita menghadapi
masalah yang mengganggu kita, tentu kemudian kita mencari cara untuk
memecahkannya, dan setelah kita mengetahui cara yang tepat untuk masalah itu
maka masalah tersebut akan terselesaikan dan jika kita akan menghadapi masalah
yang sama akan lebih cepat terselesaikan berdasarkan pada pengalaman yang kita
peroleh sebelumnya, dan pengalaman tersebut tersimpan dalam memori atau ingatan
kita.
D.
DAMPAK BURUK DARI STRESS
Pada dosis yang kecil, stres dapat memberikan dampak yang
positif pada diri individu, ini dapat memotivasi dan memberikan semangat untuk
menghadapi tantangan. Pada stres dengan level yang tinggi dapat menyebabkan
depresi, penyakit cardiovaskuler, penurunan respon imun dan kanker.
Adapun dampak lain yang dipengaruhi oleh stres adalah
sebagai berikut :
Ø Dampak Stres Bagi Tubuh
Seperti yang kita ketahui stres yang berlebihan dapat
menimbulkan dampak yang buruk bagi tubuh. Orang-orang yang mudah terserang
stres sangat mudah terserang berbagai macam penyakit fisik. Stres yang tidak
dikelola dengan baik akan menimbulkan dampak seperti terganggunya sistem
hormonal, kerusakan vitamin dan mineral serta melemahnya sistem kekebalantubuh.
Keadaan stres akan merangsang pengeluaran hormon adrenalin secara berlebihan
sehingga jantung akan berdebar lebih cepat dan keras.Hormon adrenalin juga akan
diproduksi dalam jumlah yang banyak ketika kita sedang dalam keadaan yang
marah. Stres dapat mendorong pembentukan hormon adrenalin dimana untuk
membentuk hormon tersebut diperlukan zat gizi seperti vitamin B, mineral seng,
kalium dan kalsium. Stres dapat menguras zat-zat tersebut sehingga
untuk menjaga agar zat tersebut berguna bagi tubuh, manajemen stres sangat
diperlukan.
Stres yang berkepanjangan dapat menimbulkan gangguan pada
tubuh manusia seperti :
Ø Penyakit Jantung/Penyakit Arteri Koroner, Frekuensi
jantung tidak teratur
Ø Gangguan Vaskular atau Sentral.Hipertensi.Stroke.
Ø Gangguan Pernapasan, Asma.
Ø .Sakit kepala. Nyeri punggung.Penurunan
pertumbuhan/gagal tumbuh.
Ø Gangguan Kulit. Ex: Jerawat.
Ø Gangguan Sistem Imun.
Ø Gangguan Reproduksi. Ex: Impotensi, Keguguran.
Ø Gangguan Prilaku. Ex:
Makan tidak teratur, Penggunaan obat, Agresi, Tidak dapat tidur
Ø Gangguan Psikologi. ex: Depresi, Kesulitan
berkonsentrasi/masalah memori. Pada stres kronis, individu sering tampak
bingung dan Distres, tidak dapat tidur.
E.
TAHAP REAKSI TUBUH TERHADAP STRESS:
- Tahap peringatan (
Alarm Stage ):
Tahap ini merupakan tahap awal reaksi tubuh dalam
menghadapi berbagai stresor. Reaksi ini mirip dengan fight or flight
response ( menghadapi atau lari dari stres ), tubuh tidak dapat
bertahan lama pada tahapan ini.
- Tahap adaptasi atau Eustres ( Adaptation Stage ):
Tahap ini adalah dimana tubuh mulai beradaptasi dengan
adanya stres dan berusaha mengatasi serta membatasi stresor. Ketidakmampuan beradaptasi
mengakibatkan tubuh menjadi lebih rentan terhadap penyakit ( disebut
penyakit adaptasi ).
- Tahap kelelahan atau Distres ( Exhaustion Stage ):
Tahap ini merupakan tahap dimana adaptasi tidak bisa
dipertahankan karena stres yang berulang atau berkepanjangan sehingga
berdampak pada seluruh tubuh.
F.
CARA MENGATASI ATAU MENGURANGI STRESS:
Ø Apabila stresor memiliki komponen psikologis, individu
didorong untuk membicarakan tentang kekhawatirannya dengan keluarga,
teman, atau ahliterapi. Penelitian menunjukan bahwa memiliki walau hanya satu
orang untuk bergantung dan berbicara dapat mengurangi efek stres
akut atau stres yang berkepanjangan pada kesehatan.
Ø Apabila stresornya adalah fisik, bisa dengn melakukan
kegiatan yang dapat menguras energi. Contohnya: olahraga, bersih-bersih kos, dll.
Ø Cara terbaik untuk menghadapi stres adalah dengan sikap
yang positif gaya hidup sehat yang termasuk di dalamnya tidur yang cukup, diet
yang cukup, mengonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran.
Ø Manajemen waktu. Bekerja melebihi waktu adalah suatu hal
yang dapat menyebabkan timbulnya stres. Jadi, buatlah daftar apa saja yang
ingin dikerjakan dan berikan batasan-batasan waktunya.
Kesimpulan.
Berdasarkan uraian diatas, kami dapat
menarik kesimpulan bahwa stres dapat menyerang siapa saja, dan stres yang
menyerang dapa dipengaruhi oleh berbagai hal. Stres pada umumnya sangat
merugikan individu yang mengalaminya, karena dapat menimbulkan berbagai dampak
seperti pada fisiologis, psikologis, intelektual, emosi, dsb. Selain memberikan
dampak yang buruk pada individu, ternyata stres juga memiliki fungsi
tertentu dan untuk stres yang tidak terlalu parah justru akan dapat memberikan
dampak yang positif bagi individu. Bagi individu yang mengalami stres, terdapat
berbagai cara yang dapat digunakan untuk mengatasi stres yang melanda agar
nantinya tidak menjadi stres yang kronis.
Terimakasih banyak kak postingnnya sangat membantu :)
BalasHapus