Tulisan ini dibuat untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi Sosial II. Didalam tugasnya
berisikan perintah untuk mencari kasus perselingkuhan baik di media cetak
(Koran ataupun Majalah), media elektronik (Televisi maupun Radio jika ada),
media layanan internet maupun dengan cara wawancara. Kemudian tugasnya menuntut
kita untuk mampu menganalisis kasus tersebut dengan menggunakan teori
Reincforcement. Mengapa perseligkuhan terjadi menurut teori tersebut.
Dalam hal ini, saya
memilih dengan cara wawancara. Ada beberapa hal yang menjadi alas an untuk
memilih cara ini. Diantaranya, :
1.
Apabila
saya memilih media cetak, kendalanya jarang media cetak terutama Koran yang
menyediakan kolom khusus mengenani kasus perselingkuhan yang ada di Indonesia.
Kecuali majalah khusus gossip, tapi itu juga menurut saya jarang diungkap di
media tersebut. Paling cuma ada sebagian yang diangkat di media tersebut, itu
pun dalam jarak waktu yang relative tidak dekat.
2.
Apabila
saya memilih media elektronik terutama Televisi yang di takutkan adalah berita
atau kasus yang saya angkat itu nantinya akan sama dengan rekan-rekan yang
lain. Meskipun nanti akan ada yang membedakannya dalam pembuatan analisisnya.
Namun, saya ingin sesuatu yang beda.
3.
Apabila
saya memilih media elektronik Radio, itu tidak mungkin sekali. Karena alat
utamanya yaitu medianya tidak tersedia di lingkungan saya.
4.
Media
layanan internet, kebanyakan isi berita dan kasusnya tidak jauh beda dengan
yang ada di media elektronik lain. Dan saya pernah mencoba untuk mencari-cari
beritanya, namun berita kasus perselingkuhan itu susah sekali di temukan, yang
sesuai dengan pemikiran saya. Malah yang tersedia kebanyakan langsung
analisisnya. Sedangkan hal itu tidak di perkenankan oleh sang Dosen, dan saya
pikir juga itu akan menghambat pola pikir yang kreatif.
5. Dan wawancara, saya pikir itu lebih
mudah. Karena kita bisa menghubungi kerabat dekat yang saya tau pernah
mengalami hal tersebut. Tanpa harus saya publikasikan identitas aslinya untuk
menjaga privasinya. Meskipun saya
memalsukan identitas aslinya, namun bukan berarti bahwa itu fiktif, bukan
berarti itu haya karangan saya sendiri.
Untuk memulainya, saya sedikit
menceritakan kisah singkatnya…
Dia bernama Roy (nama di
samarkan), dia berusia sekitar 24 tahun. Dia memiliki seorang kekasih bernama
Rindu (nama di samarkan). Mereka telah memadu kasih kurang lebih lima tahun.
Belakangan ini mereka baru memulai hubungan mereka kembali. Mereka sempat
memutuskan untuk berpisah karena si Roy kedapatan menjalin hubungan dengan
wanita lain yang bernama Rima (nama di samarkan). Si Roy mengaku dia memilih
untuk berselingkuh hanya untuk cari hiburan dari orang lain. Roy merasa jenuh
menjalin hubungan dengan Rindu. Roy juga mengaku tertekan dengan sikap Rindu
yang egois. Rindu melarang Roy mempunyai teman wanita, sedangkan Rindu memiliki
lebih dari satu teman laki-laki yang sering berinteraksi langsung dengan Rindu.
Baik itu saat bermain ataupun saat perkuliahan. Roy bisa nurutin apa yang gak
boleh sama Rindu, tapi Roy tidak mendapatkan
timbal balik dari Rindu.
Roy mengaku masih sakit
hati pernah diputuskan oleh Rindu dengan alasan yang tidak masuk akal. Ternyata
Rindu sedang dekat dengan laki-laki lain, bahkan telah menjalin hubungan lebih
dari seorang teman. Disini saya berinama Boy (nama di samarkan). Namun Rindu
tidak mengakui perbuatannya itu. Setelah hubungan Roy dan Rindu berakhir,
kedekatan Boy dan Rindu semakin dekat. Setelah Roy dan Rindu memutuskan untuk
menjalin hubungan kembali, Roy di baying-banyangi dengan kejadian tersebut dan
merasa ketakutan, hal itu membuat Roy lumayan tertekan dan stress. Dari alasan
itu lah Roy mempunyai pikiran untuk mencari suasana baru atau dengan kata lain
mempunyai pikiran untuk berselingkuh.
ANALISIS TEORI SOSIALIS
1.
Hasil = Ganjaran – Biaya
Berdasarkan teori ini, hasilnya berupa kekecewaan
dan sakit hati. Ganjaran merupakan
setiap akibat yang dinilai positif. Ganjarannya berupa perilaku Rio yang
menuruti semua keinginan Rindu. Biaya
merupakan akibat yang bernilai negative. Disini berupa balasan perilaku
Rindu terhadap Rio.
Disini Rio telah menuruti semua keinginan dari
sang kekasih yaitu Rindu. Rio tidak mempunyai teman perempuan. Sehari-hari dia
bergaul dengan teman laki-lakinya. Namun, Rindu tidak melakukan apa yang dia
suruh ke Rio lakukan. Sehingga hasilnya
Rio menjadi sakit hati dan kecewa.
2.
Satisfaction = Outcome –
Comparison Level
Outcomenya
berupa sakti hati dan rasa kecewa seorang Rio. Dari sakit hati dan
Rasa Kecewa tersebut dia mencoba mencari suasana baru yang selama ini dia
anggap menjenuhkan dan monoton. Rio menemukan wanita idaman lain untuk
melepaskan rasa kecewa dan tertekan itu. Dan disini wanita idamannya itu
bernama Rima. Roy menanggap Rima memiliki apa yang tidak dimiliki Rindu. Roy
juga menganggap bahwa Rima dapat menurunkan rasa tertekannya itu. Karena dari
Rima, Rio mampu mendapatkan kepuasan psikologis. Yang belum pernah Rio dapatkan
sebelumnya. Perbandingan antara Rima dan
Rindu, Rio menganggap Rima lebih besar ganjarannya daripada Rindu. Karena
Rio menganggap Rindu hanya memberikan biaya yang besar daripada ganjaran.
Satisfactionnya,
Rio mendapatkan dari Rima. Sehingga perselingkuhan itu pun terjadi pada
hubungan Rio dan Rindu.
Namun, menurut saya hubungan mereka ini cukup
rumit. Karena dari pihak Rindu pun sempat bebuat sedemikian sama dengan Rio.
Dan perbuatan Rindu itu lebih dahulu dari pada Rio.
Namun
bedanya, disini Rio mengakui dan sadar akan perbuatannya. Sedangkan Rindu tidak
pernah mau untuk mengakui bahwa dia juga pernah berselingkuh. Dan Rindu tidak
sadar akan kesalahannya.
Intinya
perselingkuhan itu terjadi karena dari setiap masing-masing pasangan terlalu
mengobjekan pasangannya sendiri. Sehingga muncul rasa kekurangan secara terus
menerus dari pasangannya itu. Dan tidak ada rasa kepercayaan satu sama lain
dalam hubungan tersebut. Serta kurang adanya rasa saling menghargai dan
menghormati masing-masing pasangan.
Yang
paling penting dalam setiap hubungan adalah komunikasi yang baik serta rasa
percaya satu sama lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar