PENDAHULUAN
Sensasi pada dasarnya merupakan tahap awal dalam
penerimaan informasi. Sensasi, atau dalam bahasa inggrisnya sensation, berasal
dari kata latin, sensatus, yang artinya dianugerahi dengan indra, atau intelek.
Secara lebih luas, sensasi dapat diartikan sebagai aspek kesadaran yang paling
sederhana yang dihasilkan oleh indra kita, seperti temperatur tinggi, warna
hijau, rasa nikmatnya sebatang coklat. Sebuah sensasi dipandang sebagai
kandungan atau objek kesadaran puncak yang privat dan spontan.
Sensasi sering dibedakan dari persepsi, yang
melibatkan penilaian, inferensi, interpretasi, bias, atau prakonseptualisasi,
sehingga bisa salah. Sensasi dipandang sebagai pasti, ditentukan secara
mendasar, fakta kasar. Menurut beberapa pendapat, sensasi lebih berkonotasi
pada sebuah hubungan dengan perasaan (tetapi bukan emosi), sedangkan persepsi
lebih berhubungan dengan kognisi. Sensasi sering digunakan secara sinonim
dengan kesan inderawi, sense datum, sensum, dan sensibilium. Misalnya meja yang
terasa kasar, yang berarti sebuah sensasi dari rabaan terhadap meja. Sebaliknya
persepsi memiliki contoh meja yang tidak enak dipakai menulis, saat otak
mendapat stimulus rabaan meja yang kasar, penglihatan atas meja yang banyak
coretan, dan kenangan di masa lalu saat memakai meja yang mirip lalu tulisan
menjadi jelek.
Jadi proses sensasi dan persepsi itu berbeda.
Dalam ungkapan lain sensasi ialah penerimaan stimulus lewat alat indra,
sedangkan persepsi adalah menafsirkan stimulus yang telah ada di dalam otak.
Di dalam tubuh manusia terdapat bermacam – macam reseptor
untuk mengetahui rangsangan – rangsangan dari luar atau disebut eksteroseptor. Eksteroseptor sering disebut sebagai alat indra. Ada lima
macam alat indra pada tubuh manusia, yaitu indra penglihat, indra pendengar,
indra peraba dan perasa, indra pecium dan indra pengecap.
PEMBAHASAN
I.
Syarat-syarat Terjadinya sensasi
a. Adanya objek yang diamati atau kekuatan
stimulus.Objek menimbulkan stimulus yang mengenai indera (reseptor) sehingga terjadi sensasi.. Untuk
bisa diterima oleh indera
diperlukan kekuatan stimulus yang disebut sebagai ambang mutlak (absolute threshold).
b. Kepastian alat indera (reseptor) yang cukup baik
serta syaraf (sensoris) yang baik sebagai penerus kepada pusat otak (kesadaran) untuk menghasilkan
respon
c. Pengalaman dan lingkungan budaya. Pengalaman dan
budaya mempengaruhi kapasitas alat
indera yang mempengaruhi sensasi
II.
Tahapan-Tahapan dari Proses Sensasi
a. Proses fisik : stimulus mengenai alat indera atau
reseptor disebut sebagai proses kealaman
b. Proses fisiologis : stimulus yang mengenai alat
indera diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak
c. Proses psikologis : proses di otak yang
menyebabkan organisme mampu menyadari apa yang diterima dengan inderanya
III.
PROSES KERJA SENSASI
Sensasi
adalah deteksi energi fisik yang dihasilkan atau dipantulkan oleh objek-objek
fisik; terjadi ketika energi dalam lingkungan eksternal atau dalam tubuh
merangsang reseptor dalam organ-organ indera. Sensasi dimulai dari reseptor indera (sense
receptor), sel yang terletak di organ indera. Reseptor untuk bau, tekanan, rasa
sakit, dan suhu merupakan perpanjangan (dendrit) dari saraf-saraf sensorik.
Reseptor untuk penglihatan, pendengaran, dan rasa merupakan sel-sel khusus yang
terpisahkan dari saraf sensorik oleh sinapsis. Ketika
reseptor indera mendeteksi sebuah stimulus-cahaya, tekanan mekanis, atau
molekul kimia-reseptor ini mengubah energi dari stimulus tersebut menjadi
impuls listrik yang berjalan sepanjang saraf menuju otak.
Reseptor indera (pengawas) bertugas meneliti
daerah tubuh untuk mencari tanda-tanda aktivitas. Pengawas tidak dapat membuat
keputusan sendiri, melainkan harus meneruskan apa yang dipelajari kepada
saraf-saraf sensorik (komandan lapangan). Saraf sensorik dalam sistem saraf
perifer harus melaporkan pada pusat komando (sel-sel otak). Kemudian pusat
komando bertanggung jawab untuk menganalisis laporan tersebut dan memutuskan
apa arti informasi tersebut. Semua saraf sensorik menggunakan
bentuk komunikasi yang sama, yaitu impuls saraf. Sistem saraf mengubah
pesan-pesan yang ditangkap menjadi kode. Salah satu jenis kode yaitu kode
anatomis, yang dikenalkan oleh Johannes Muller (1826) sebagai doktrin energi
saraf spesifik.
Doktrin energi saraf spesifik adalah suatu
prinsip yang menyatakan bahwa modalitas sensoris yang berbeda muncul karena
sinyal-sinyal yang diterima oleh organ-oran indera merangsang jalan saraf yang
berbeda-beda yang mengarah pada area-area yang berada di otak, seperti: sinyal dari mata menyebabkan impuls
berjalan sepanjang saraf optik menuju ke korteks visual. Sinyal dari telinga
menyebabkan impuls berjalan dari saraf auditoris menuju korteks auditoris.
Gelombang cahaya dan suara menghasilkan sensasi berbeda karena adanya perbedaan
anatomi ini.
IV.
Proses Sensasi Pada Alat Indera
Indera berperan sebagai reseptor, yaitu bagian tubuh
yang berfungsi sebagai penerima rangsangan. Ada lima macam indera yaitu :
·
Mata,
sebagai penerima rangsang cahaya (fotoreseptor)
·
Telinga,
sebagai penerima rangsang getaran bunyi (fonoreseptor) dan tempat beradanya
indera keseimbangan 9statoreseptor)
·
Hidung, sebagai penerima rangsang bau berupa
gas (kemoreseptor)
·
Lidah,
sebagai penerima rangsang zat yang terlarut (kemoreseptor)
·
Kulit,
sebagai penerima rangsang sentuhan (tangoreseptor)
A.
Indera
Pendengaran (Telinga)
Mata adalah organ indra yang memiliki reseptor peka cahaya
yang disebut fototeseptor. Setiap
mata mempunyai lapisan reseptor, sistem lensa untuk memusatkan cahaya pada reseptor,
dan sistem syaraf untuk menghantarkan implus dari reseptor ke otak.
Mata merupakan organ yang peka terhadap
rangsang cahaya, terletak di dalam rongga
mata, dan di hubungkan oleh otot
penambat mata pada tulang tengkorak. Mata
di lindungi oleh alis mata, kelopak
mata(atas dan bawah), dan kelenjar air mata. Kelenjar air
mata terletak di bagian dalam kelopak mata atas. Kelenjar air mata berfungsi
menghasilkan air mata yang berguna untuk membasahi bola mata dan membersihkan
benda asing misalnya, debu.
Dinding bola mata terdiri atas tiga
lapis , yaitu sklera (lapisan pertama), koroidea (lapisan kedua), dan retina (lapisan
ketiga). Dibelakang pupil terdapat
lensa mata berbentuk bikonveks yang di dukung oleh otot (muskulus siliaris)
yang melekat pada dinding koroidea. Kontraksi muskulus siliaris menyebabkan
perubahan kecembungan lensa. Diantara lensa dan kornea terdapat cairan yang
encer yang di sebut aqueos humor . Bola mata berisi cairan kental dan
transparan yang disebut vitreous humor .
Retina juga di sebut selaput
jala.Lapisan ini sangat lunak dan sangat kompleks.Retina mengandung reseptor
yang peka terhaap rangsang cahaya (fotoreseptor), yaitu sel batang (basilus) dan sel
kerucut (konus). Sel batang berfungsi pada keadaan cahaya suram dan tidak dapat
membedakan warna. Bagian retina yang tidak
memiliki sel batang dan sel kerucut di sebut bintik buta. Agar kita dapat melihat ,cahaya harus jatuh tepat di bintik
kuning.
Kemampuan lensa mata untuk mencembung
dan memipih di sebut dengan daya akomodasi mata. Mata yang dapat melihat benda dekat dan
jauh di sebut dengan mata baik atau normal. Secara singkat, urutan jalannya rangsang dapat dilihat
pada skema berikut : Cahaya - kornea - aqueous humor – pupil - lensa
mata - vitreous humor - retina mata.
Untuk lebih jelasnya lihat gambar bola mata dan tabel struktur bola mata.
Gambar bola mata
Struktur
Bola Mata
|
|
a. Bagian Dinding Bola Mata
|
|
Nama
|
Penjelasan
|
Sklera
|
berwarna putih dan merupakan
lapisan terluar. Bagian depannya transparan dan disebut kornea.
|
Koroid
|
merupakan lapisan tengah yang
berwarna hitam dan merupakan bagian yang berfungsi nutritif, karena banyak
mempunyai pembuluh darah.
|
Retina
(selaput jala)
|
merupakan selubung terdalam,
dan merupakan neuroepitelium, yaitu epitelium yang berfungsi sebagai reseptor.
|
b. Bagian Dalam Bola Mata
|
|
Aqueous
humor
|
cairan yang mengisi ruangan
antara lensa mata dengan retina.
|
Viterous
humor
|
cairan yang mengisi rongga mata
antara lensa mata dengan kornea.
|
Lensa
mata
|
bentuknya bikonkaf, terikat
oleh otot siliaris.
|
Iris
(selaput pelangi)
|
struktur berpigmen yang memberi
warna mata. Tersusun atas serabut otot sirkular.
|
Akson dari sel-sel ganglion berkumpul
membentuk saraf optikus. Tempat berkumpulnya akson-akson tersebut bintik buta.
Sedang dibagian lain dari retina terdapat suatu daerah yang banyak mengandung
sel kerucut dan sel batang. Di tengahnya berupa lekukan yang hanya mengandung
sel kerucut, disebut fovea sentralis (bintik kuning). Sel basilus
mengandung pigmen rodopsin (senyawa antara vitamin A dengan protein). Bila
terkena sinar rodopsin terurai dan pada waktu gelap terbentuk lagi. Waktu yang
diperlukan untuk proses pembentukan rodopsin ini disebut waktu adaptasi, di
mana kita akan kurang dapat melihat. Sel konus banyak mengandung pigmen iodopsin,
yaitu senyawa antara retinin dan opsin. Ada tiga macam sel konus, yaitu yang
peka terhadap warna biru, hijau, dan merah. Dari ketiga pasangan konus itu kita
dapat menerima rangsang warna dari spektrum warna ungu sampai merah.
B.
Indera
Pendengaran (Telinga)
Sensasi auditori didapatkan dari indera
pendengaran yaitu telinga. Pendengaran adalah kemampuan untuk mengenali suara
pada manusia dan binatang bertulang belakang, hal ini dilakukan terutama oleh
sistem pendengaran yang terdiri dari telinga, syaraf-syaraf, dan otak. Melalui
indera pendengaran ini kita bisa membedakan suarasuara yang keras, lemah dan
lembut dari suatu dialog percakapan, atau mendengarkan nada-nada musik yang
indah. Indra yang digunakan untuk mendengarkan adalah telinga yang akan
terstimulasi oleh adanya gelombang suara.
Telinga mempunyai reseptor khusus untuk
mengenali getaran bunyi dan untuk keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari
telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
Telinga luar berfungsi sebagai pengumpul
suara yang kemudian di salurkan ke telingat tengah melalui lubang auditori.
Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan
getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga
dalam akan menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak
untuk diolah.
Gelombang suara adalah suatu energi yang
dihasilkan dari pemampatan dan perengangan molekul yang dihasilkan oleh sumber
bunyi. Ketika penala bergetar ketika dia bergerak ke satu arah, maka dia akan menyebabkan
pemempatan molekul udara yang searah, lalu ketika penala bergerak ke arah
sebaliknya, hal ini akan menyebabkan perenggangan molekul udara di sekitarnya.
Hal ini berlangsung terus menerus, sehingga menghasilkan gelombang udara yang
terdiri dari pemampatan dan perenggangan molekul udara.
Di telinga tengah ini terdapat gendang
telinga yang fungsinya untuk mengubah suara menjadi getaran yang kemudian
disalurkan oleh tulang martil, landasan dan sanggurdi ke telinga bagian dalam.
Telinga dalam terdiri dari koklea, saluran separuh bulat dan saraf auditori
yaitu saraf pendengaran yang menghantarkan getaran atau pesan pendengaran dari
koklea ke otak untuk ditafsirkan. Di otak pula, terdapat pusat pendengaran yang
akan memproses getaran-getaran yang sampai dan getaran ini akan ditafsirkan
sebagai pendengaran. Disebabkan hal inilah, kita dapat menikmati sensasi
pendengaran.
Reseptor
pendengaran atau fonoreseptor berupa sel-sel berbentuk rambut. Fungsi sel rambut adalah untuk menerima rangsangan getaran
dan mengubahnya menjadi impuls sensorik yang selanjutnya ditransmisikan ke pusat pendengaran. Alat pendengaran manusia
berupa telinga.
Cara kerja
indra pendengaran
Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga
luar menggetarkan gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga
tulang dengar ke jendela oval. Getaran Struktur koklea pada jendela oval
diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam saluran vestibulum. Getaran cairan
tadi akan menggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan cairan
limfa dalam saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di
dalam saluran tengah menggerakkan membran basher yang dengan sendirinya akan
menggetarkan cairan dalam saluran timpani.
Perpindahan ini menyebabkan melebarnya
membran pada jendela bundar. Getaran dengan frekuensi tertentu akan
menggetarkan selaput-selaput basiler,
yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika
rambut-rambut sel menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membran tektorial dan membran basiler
akan menekan sel sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang
akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran.
a. Penghantaran udara: getaran suara luar
menggetarkan membran timfani. Kemudian oleh tulang pendengaran akan diteruskan
ke fenestra ovali dan akan menggetarkan cairan limfe pada koklea. Akibatnya,
sel-sel rambut dari organ korti terangsang, menghasilkan impuls dan diteruskan
oleh saraf auditorius ke pusat pendengaran di otak
b. Penghantaran
tulang: getaran yang teijadi pada tulang-tulang tubuh kita (misalnya tulang
tengkorak) akan menyebabkan bergetarnya cairan limfe pada koklea.
Struktur Telinga
|
||
Terdiri atas telinga luar, telinga tengah,
dan telinga dalam.
|
||
1. Telinga luar, bagian-bagiannya
|
2.
Telinga tengah (ruangan timfani) terdiri atas:
|
3.
Telinga dalam (Labyrinth) terdiri atas:
|
daun telinga
|
gendang telinga/selaput pendengaran
(membran timfani).
|
Organ
pendengaran atau koklea (rumah siput).
|
saluran telinga
yang dindingnya dapat menghasilkan minyak serumen.
|
tulang-tulang pendengaran yang terdiri atas:
- landasan (inkus)
-
sanggurdi (stapes)
-
saluran Eustachius, yaitu saluran penghubung antara ruang telinga dengan rongga faring.
- martil(mileus)
|
Rumah siput berupa saluran
spiral terbagi atas 3 daerah, yaitu:
1. Skala vestibuli yang terletak di bagian
dorsal
2. Skala media terletak di bagian tengah
3. Skala timfani terletak di bagian ventral
|
|
|
Antara
skala yang satu dengan skala yang lain dipisahkan oleh:
- membrana vestibularis: memisahkan skala
vestibuli – skala media.
- membrana tektoral memisahkan skala media
- skala timfani.
- membrana basilaris: memisahkan
skalatimfani
– skala
vestibuli.
|
|
|
Struktur organ Corti
Organ corti terdapat pada skala
media, terdiri atas:
- sel-sel rambut saraf pendengaran yang
terdapat di dalam selaput dasar
- membrana tektoralis atau
selaput atas. Selaput atas terletak di atas sel-sel rambut, merupakan penerus
getaran dari fenestra ovali ke sel-sel rambut lewat cairan limfe yang
terdapat pada skala media.
- organ keseimbangan: terdiri
atas kanalis semi sirkularis (saluran setengah lingkaran), sakulus, dan
utrikulus.
|
Rangsang getaran yang diterima ujung saraf
pendengaran diteruskan oleh saraf koklea ke otak. Di dalam koklea terdapat
24.000 alat corti, yang masing-masing mempunyai kepekaan menerima frekuensi
tertentu. Kita hanya dapat mendengar suara dari 20 sampai 20.000 Hertz, tetapi
ada orang-orang tertentu yang dapat mendengar antara 16 sampai 20.000 Hertz.
C.
Indera
Penciuman (Hidung)
Hidung
mempunyai kemoreseptor yang peka terhadap rangsang kimia yang berbentuk
gas,yaitu bau. Di rongga hidung bagian atas terdapat ujung-ujung cabang saraf
dari saraf cranial, yaitu saraf pencium (olfaktori) di rongga hidung juga terdapat sel
pencium yang di lengkapi oleh rambut-rambut halus dan dilapisi lendir sebagai
pelembab.
Di dalam rongga
hidung terdapat selaput lendir yang mengandung sel- sel pembau. Pada sel-sel pembau
terdapat ujung-ujung saraf pembau atau saraf
kranial (nervus alfaktorius), yang selanjutnya akan bergabung membentuk
serabut-serabut saraf pembau untuk menjalin dengan serabut-serabut otak (bulbus
olfaktorius). Zat-zat kimia tertentu berupa gas atau uap masuk bersama udara inspirasi mencapai
reseptorpembau. Zat ini dapat larut dalam lendir hidung, sehingga terjadi
pengikatan zat dengan protein membran pada dendrit. Kemudian timbul impuls yang
menjalar ke akson-akson. Beribu-ribu akson bergabung menjadi suatu bundel yang
disebut saraf I otak (olfaktori). Saraf otak ke I ini menembus lamina cribosa
tulang ethmoid masuk ke rongga hidung kemudian bersinaps dengan neuron-neuron
tractus olfactorius dan impuls dijalarkan ke daerah pembau primer pada korteks
otak untuk diinterpretasikan.
Cara kerja alat penciuman (hidung) manusia
Indera penciuman mendeteksi zat yang melepaskan molekul-molekul di
udara. Dia ataprongga hidung terdapat Olfactory epithelium : yang sangat sensitif terhadap molekul-molekul bau, karena pada
bagian ini ada bagian pendeteksi bau(smell receptors).Receptor ini jumlahnya
sangat banyak ada sekitar 10 juta.Ketika partikel bau tertangkap oleh receptor,
sinyal akan di kirim ke the olfactory bulb melalui saraf olfactory. Bagian inilah yang mengirim sinyal ke
otak dan kemudian di proses oleh otak bau apakah yang telah tercium
oleh hidung kita, apakah itu harumnya bau sate padang atau menyengat nya
bau selokan.
Secara singkat, proses
mencium : udara masuk ke rongga hidung, zat
kimia yang terdapat di dalam udara akan larut dalam selaput lender. Hal itu
merangang rambut halus sel pencium. Lalu
akan di teruskan oleh saraf pencium otak besar. Otak
besar akan mengolah rangsangan itu dan mempersiapkan bau yang kita cium.
Gambar
Rongga Hidung
D.
Indera
Pengecap (Lidah)
Pengecap
adalah indera yang berfungsi untuk menangkap rangsangan senyawa
kimia yang larut dalam air, sedangkan indera pembau menangkap zat-zat kimia
yang menguap (hidung). Keduanya termasuk kemoreseptor.
Lidah juga mempunyai kemoreseptor yang peka terhadap zat kimia.
Kemoreseptor lidah peka terhadap zat kimia yang larut dalam air. Lidah peka
terhadap rangsang karena megandung banyak kuncup pengecap yang terletak di
celah-celah papilla. Kuncup pengecap sangat peka
terhadap rangsang rasa karena terdiri atas sekumpulan reseptor.
Indera
pengecap terdapat di lidah, berupa puting-puting pengecap yang dapat dibedakan
atas bagian-bagian:
a.
tepi depan untuk rasa manis
b.
belakang untuk rasa pahit
c.
samping untuk asam
d.
depan untuk rasa asin
Lidah terdiri atas
dua kelompok otot yaitu otot intrinsik yang berfungsi untuk
melakukan semua gerakan lidah dan otot ekstrinsik. Otot ekstrinsik
ini mengaitkan lidah pada bagian-bagian sekitarnya serta melakukan
gerakan-gerakan kasar yang sangat menekannya pada langit-langit dan gigi,
kemudian mendorongnya masuk ke faring.
Gambar 5.1 Struktur dan Anatomi Lidah Manusia
Permukaan
atas lidah manusia seperti beludru karena dilapisi oleh beberpa lapisan. Pada
manusia reseptor bagi stimulus rasa berada pada kuncup pengecap (Taste
bud) yang tersebar di lidah. Permukaan lidah manusia seperti beludru,
karena ditutupi oleh beberapa lapiisan. Pada penampang lidah kuncup pengecap
mengalami penjuluran yang biasa disebut dengan papila. Papila
bermacam-macam sesuai bentuk dan lokasi banyaknya papila tersebut
ditemukan.
a. Papila filiformis
Papila
filiformis banyak dan menyebar pada seluruh permukaan lidah yang berfungsi
untuk menerima rasa sentuh dari rasa pengecapan.
b. Papila sirkumvalata
Papila
sirkumvalata memiliki bentuk V dan terdapat 8–12 jenis yang terletak di bagian
dasar lidah. Papila ini berukuran paling besar daripada yang lain.
Papila fungiformis
menyebar pada permukaan ujung dan sisi lidah dan berbentuk jamur.
d. papila foliata
papila
foliata ini umumnya banyak terletak pada bagian sisi lidah.
Proses Pengecapan
Proses Pengecapan
Seperti halnya indera yang lain,
pengecapan merupakan hasil stimulasi ujung saraf tertentu. Dalam hal mampu
membedakan kelezatan makanan tersebut karena ada stimulasi kimiawi. Pada
manusia, ujung saraf pengecap berlokasi di kuncup-kuncup pengecap pada lidah.
Kuncup-kuncup pengecap mempunyai bentuk seperti labu, terletak pada lidah di bagian
depan hingga ke belakang.
Di dalam satu papila terdapat
banyak kuncup pengecap (taste bud) yaitu suatu bangunan berbentuk
bundar yang terdiri dari 2 jenis sel, yaitu sel-sel penyokong dan sel-sel
pengecap sebagai reseptor. Setiap sel pengecap memiliki tonjolan-tonjolan
seperti rambut yang menonjol keluar taste bud melalui taste pore (lubang).
Dengan demikian zat-zat kimia yang terlarut dalam cairan ludah akan mengadakan
kontak dan merangsang sel-sel kemudian timbul lah impuls yang akan menjalar ke
syaraf no VII dan syaraf IX otak untuk diteruskan ke thalamus dan berakhir di
daerah pengecap primer di lobus parietalis untuk kemudian diinterpretasikan.
Makanan yang dikunyah bersama air liur memasuki kuncup pengecap melalui
pori-pori bagian atas. Di dalam makanan akan merangsang ujung saraf yang
mempunyai rambut (Gustatory hair). Dari ujung tersebut pesan akan dibawa ke
otak, kemudian diinterpretasikan dan sebagai hasilnya kita dapat mengecap
makanan yang masuk ke dalam mulut kita.
Banyak sekali jenis makanan dan minuman
yang ada di sekitar kita. Rasa makanan dan minuman itu bermacam-macam, ada yang
manis, asin, asam, bahkan ada pula yang pahit. Kita dapat merasakan rasa manis,
asin, asam, dan pahit menggunakan lidah. Rasa yang dikenal lidah terdiri atas 4
rasa. Berikut merupakan tinjauan sensasi rasa dilihat dari zat-zat kimia
penimbul sensasi rasa.
Rasa
|
Penjelasan
|
1. Pahit
|
Ditimbulkan oleh alkaloid tumbuhan.
Alkaloid ialah zat-zat organik yang aktif dalam kegiatan fisiologis yang
terdapat dalam tumbuhan. Contohnya ialah kina, cafein, nikotin, morfin dan
lain-lain. Banyak dari zat-zat ini bersifat racun.
|
2. Asin
|
Ditimbulkan oleh kation Na+, K+ dan
Ca+
|
3.Manis
|
Ditimbulkan oleh gugus OH- dalam
molekul organik. Gugus ini terdapat pada gula, keton dan asam amino
tertentu.
|
4. Asam
|
ditimbulkan oleh ion H+
|
Kuncup pengecap untuk masing-masing
indra tersebut terletak di daerah yang berbeda-beda pada lidah kita. Untuk
citarasa manis berada di bagian ujung lidah, juga untuk rasa asin. Kuncup
pengecap untuk rasa masam ada di sisi lidah. Sedangkan kuncup pengecap untuk
citarasa pahit berada di bagian belakang lidah. Inilah sebabnya apabila kamu
makan makanan yang mempunyai rasa manis dan pahit sekaligus, maka yang terasa
lebih awal adalah rasa manis barulahkemudian rasa pahit.
Penampang lidah Bentuk puting pengecap pada lidah
E.
Indera
Peraba (Kulit)
Indra peraba
merupakan indera yang sederhana. Kepekaan peraba pada manusia sangat besar,
terutama di ujung jari dan bibir. Reseptor
peraba terdapat pada kulit jari, bibir, dan relatif jarang pada kulit tubuh.
Pada bibir, ujung jari, ujung lidah dan alat kelamin terdapat banyak sekali
reseptor dengan serabut saraf sensorik. Dengan demikian, ujung jari dapat
membedakan dua titik rangsangan bahkan bila jarak kedua titik 1 mm. Hal tersebut disebabkan karena masing-masing
titk rangsangan akan mengenai reseptor pada neuron yang berbeda sehingga otak
dapat membedakan dua titik rangsang tersebut.
Klasifikasi
Reseptor
Berdasarkan
sumber rangsangan :
|
|
Nama
|
Penjelasan
|
1. Ekteroreseptor
|
terletak
pada permukaan tubuh dan berespons terhadap rangsangan eksterna atau luar.
|
2. Proprioreseptor
|
berespons terhadap perubahan posisi dan
pergerakan terutama berhubungan dengan sistem muskuloskeletal.
|
3. Interoreseptor
|
terletak pada visera/ alat dalam dan
pembuluh darah.
|
Berdasarkan morfologi :
|
|
1. Badan terakhir yang bebas
|
terbuka (tanpa kapsul) yang tak berhubungan
dengan tipe sel lainnya.
|
2. Badan akhir yang berkapsul (korpuskular)
|
yang
mengandung unsur bukan saraf di samping saraf badan akhir saraf.
|
Kulit terdiri dari 3 lapisan
Nama
|
Penjelasan
|
1. Epidermis
|
yaitu bagian terluar dari lapisan kulit.
|
2. Dermis
|
terdapat kelenjar dan saluran
keringat bulbus rambut, volicall rambut, akar rambut, dan kelenjar sebaseus.
|
3. Sebcuta neaus
|
pembulu
darah, syaraf cutaneus dan jaringan otot.
|
Reseptor kulit dan hamtaran implus terletak di syaraf perifer.
Saraf sensoris yang berada pada kulit merupakan saraf telanjang, artinya saraf
yang tidak bermielin. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan sel saraf.
Epidermis tersusun atas empat lapis sel. Dari bagian dalam ke bagian luar,
pertama adalah stratum germinativum berfungsi membentuk lapisan di sebelah
atasnya. Kedua, yaitu di sebelah luar lapisan germinativum terdapat stratum granulosum yang berisi sedikit
keratin yang menyebabkan kulit menjadi keras dan kering. Selain itu sel-sel
dari lapisan granulosum umumnya menghasilkan pigmen hitam (melanin). Kandungan
melanin menentukan derajat warna kulit, kehitaman, atau kecoklatan.
Fungsi Kulit :
|
|
1. Monoreseptor
|
yang berkaitan dengan indera peraba,
tekanan gerakan, kinestesi.
|
2.
Thermoreseptor
|
yang
berkaitan dengan penginderaan yang mendeteksi panas dan dingin.
|
Indera
peraba disebut tangoreseptor/mekanoreseptor dan terdapat di kulit. Ini semua
merupakan eksteroseptor, sedangkan yang terdapat di dalam tubuh sebagai
intereseptor adalah yang dapat merasakan haus, lapar, dan lain sebagainya.
Indera peraba dan perasa tersebar di seluruh permukaan kulit, tetapi tidak sama
banyak. Pada ujung jari terdapat amat banyak, demikian pula pada telapak
tangan, telapak kaki, bibir, dan alat kelamin.
Pada kulit
bagian dermis terdapat indera yang digunakan untuk menerima berbagai
rangsangan:
·
ujung saraf bebas: menerima rangsang nyeri /
sakit
·
korpuskel Meissner: menerima rangsang
sentuhan
·
korpuskel Paccini : menerima rangsang tekanan
·
korpuskel Ruffini: menerima rangsang panas
·
korpuskel Krausse: menerima rangsang dingin
Penampang kulit manusia
Kulit (integument ) merupakan lapisan terluar
tubuh manusia dan merupakan pelindung bagian dalam tubuh. - Susunan kulit Kulit
tersusun atas tiga -lapisan yaitu epidermis (lapisan luar), dermis (lapisan dalam) dan hypodermis (jaringan ikat bawah kulit).
Di
kulit terdapat lima macam reseptor di sebut tangoreseptor yang merupakan ujung
saraf indra peraba.Kelima reseptor khusus merespon rangsang berupa sentuhan,
tekanan, sakit, panas, dan dingin. Penyebaran ujung saraf peraba tidak merata
di seluruh permukaan kulit.Beberapa bagian tubuh tertentu lebih banyak
mengandung ujung saraf , misalnya pada ujung jari,telapak tangan dan telapak
kaki.
Reseptor
tekanan berbentuk bawang dan merupakan reseptor yang paling besar,berada di
bagian dermis yang jauh dari permukaan kulit.Reseptor rasa sakit (nyeri) Juga
terdapat di organ tubuh bagian dalam . hal itu bermanfaat untuk memberi tahu
kita akan adanya sesuatu yang tidak beres pada tubuh kita. Misalnya , ketika
merasa nyeri di bagian perut,kita harus waspada bahwa kita tidak sehat.
Fungsinya
sebagai alat pengeluran keringat,fungsi yang lain adalah melindungi tubuh
terhadap gesekan , kuman , penyinaran , panas, dan zat kimia,mengatur suhu
tubuh,menerima rangsang dari luar,serta mengurangi kehilangan air.Pengeluaran
keringat yang berlebihan , misal karena terik matahari atau kegiatan tubuh yang
berlebihan, dapat menyebabkan terjadinya lapar garam.Kekurangan kadar garam
dalam darah dapat mengakibatkan kekejangan dan pingsan.
PENUTUP
Ø
Kesimpulan
Sensasi merupakan tahap awal dalam
penerimaan informasi. Sensasi meliputi 5 macam alat penginderaan yaitu :
1. Sensasi Penglihatan (oleh mata)
2. Sensasi Pendengaran (oleh telinga)
3. Sensasi Penciuman (oleh hidung)
4. Sensasi Pengecapan (oleh lidah)
5. Sensasi Perabaan (oleh kulit)
1. Sensasi Penglihatan (oleh mata)
2. Sensasi Pendengaran (oleh telinga)
3. Sensasi Penciuman (oleh hidung)
4. Sensasi Pengecapan (oleh lidah)
5. Sensasi Perabaan (oleh kulit)
Dalam proses penerimaan informasi, alat
indera merupakan faktor yang menentukan, karena setiap stimulus yang datang
dari luar diri kita ditangkap melalui alat indera. Agar proses penerimaan ini
baik terdapat beberapa syarat yaitu :
a. Adanya objek yang di amati atau kekuatan stimulus
b. Kepastian alat indera (reseptor) yang cukup baik serta syaraf (sensoris) yang baik
c. Pengalaman dan lingkungan budaya
a. Adanya objek yang di amati atau kekuatan stimulus
b. Kepastian alat indera (reseptor) yang cukup baik serta syaraf (sensoris) yang baik
c. Pengalaman dan lingkungan budaya
Setiap individu dalam proses pengolahan
informasi berbeda satu sama lainnya, hal ini karena kemampuan kognitif
(kemampuan berpikir) serta afektifnya berbeda. Dalam psikologi stimulus yang
datang dari luar yang diterima oleh organisme seseorang yang berbeda maka dalam
mengrespon / menanggapinya pun berbeda seperti halnya dalam proses sensasi
yaitu S-O-RS, Stimulus-Organisme-Respons. Tidak selamanya proses sensasi itu
berjalan mulus, dalam faktanya ada saja faktor-faktor yang dapat
mempengaruhinya. Faktor itu bisa saja dari luar maupun dari dalam diri kita,
kalu dari luar misalnya jarak stimulus dengan alat indera kita ataupun lamanya
stimulus untuk kita respons. Kalau dari dalam diri kita yaitu sebaik apa
keberfungsian alat indera kita untuk menerima stimulus itu dan sejauh mana
untuk kognitif kita dalam merespons stimulus itu.
Selain itu, sensasi dapat pula
berpengaruh terhadap tingkah laku kita. Dengan merespons stimulus yang ada
membuat kita akan melakukan atau bertindak sesuatu hal. Untuk bertindak itu
pula kita akan dipengaruhi oleh kemampuan kognitif serta kepekaan perasaan kita
tentang sesuatu hal. Maka dari itu sensasi, kemampuan kognitif, serta perasaan
saling terkait dan saling berpadu dalam penerapannya di kehidupan sehari-hari.
Ø
Tutup
Sekian yang
dapat penulis paparkan. Penulis menyadari akan keterbatasan dan kekurangan
penulis, maka dari itu kritikan dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Terimakasih
kepada sumber-sumber yang telah menyediakan materi yang sangat diperlukan oleh
penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Mailanti. 2011.
Alat Indera Pada Manusia. From http://www.authorstream.com/Presentation/mailantinyaaia-392401-alat-indra-pada-manusia-biologi-ict-education-ppt-powerpoint/
Maritey. 2010. Belajar Biologi Alat Indera
Pada Manusia. From http://biologi-itey.blogspot.com/2010/01/lidah-indera-pengecap.html
Maritey. 2010. Belajar Biologi Alat Indera
Pada Manusia. From Kulit (Indera Peraba)
Maritey. 2010. Belajar Biologi Alat Indera
Pada Manusia. From http://biologi-itey.blogspot.com/2010/01/proses-penglihatan_30.html
Maritey. 2010. Belajar Biologi Alat Indera
Pada Manusia. From http://biologi-itey.blogspot.com/2010/01/hidung-indera-penciuman.html
NN. 2011. Sensasi Psikologi. From http://khildaamaliyah.wordpress.com/2011/05/21/makalah-sensasi-psikologi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar