Blogger Widgets

Minggu, 08 Desember 2013

Sensasi Pada Alat Indera

PENDAHULUAN

Sensasi pada dasarnya merupakan tahap awal dalam penerimaan informasi. Sensasi, atau dalam bahasa inggrisnya sensation, berasal dari kata latin, sensatus, yang artinya dianugerahi dengan indra, atau intelek. Secara lebih luas, sensasi dapat diartikan sebagai aspek kesadaran yang paling sederhana yang dihasilkan oleh indra kita, seperti temperatur tinggi, warna hijau, rasa nikmatnya sebatang coklat. Sebuah sensasi dipandang sebagai kandungan atau objek kesadaran puncak yang privat dan spontan.
Sensasi sering dibedakan dari persepsi, yang melibatkan penilaian, inferensi, interpretasi, bias, atau prakonseptualisasi, sehingga bisa salah. Sensasi dipandang sebagai pasti, ditentukan secara mendasar, fakta kasar. Menurut beberapa pendapat, sensasi lebih berkonotasi pada sebuah hubungan dengan perasaan (tetapi bukan emosi), sedangkan persepsi lebih berhubungan dengan kognisi. Sensasi sering digunakan secara sinonim dengan kesan inderawi, sense datum, sensum, dan sensibilium. Misalnya meja yang terasa kasar, yang berarti sebuah sensasi dari rabaan terhadap meja. Sebaliknya persepsi memiliki contoh meja yang tidak enak dipakai menulis, saat otak mendapat stimulus rabaan meja yang kasar, penglihatan atas meja yang banyak coretan, dan kenangan di masa lalu saat memakai meja yang mirip lalu tulisan menjadi jelek.
Jadi proses sensasi dan persepsi itu berbeda. Dalam ungkapan lain sensasi ialah penerimaan stimulus lewat alat indra, sedangkan persepsi adalah menafsirkan stimulus yang telah ada di dalam otak.
Di dalam tubuh manusia terdapat bermacam – macam reseptor untuk mengetahui rangsangan – rangsangan dari luar atau disebut eksteroseptor. Eksteroseptor sering disebut sebagai alat indra. Ada lima macam alat indra pada tubuh manusia, yaitu indra penglihat, indra pendengar, indra peraba dan perasa, indra pecium dan indra pengecap.


PEMBAHASAN

                   I.            Syarat-syarat Terjadinya sensasi
a.       Adanya objek yang diamati atau kekuatan stimulus.Objek menimbulkan stimulus yang mengenai indera (reseptor) sehingga terjadi sensasi.. Untuk bisa diterima oleh indera diperlukan kekuatan stimulus yang disebut sebagai ambang mutlak (absolute threshold).
b.      Kepastian alat indera (reseptor) yang cukup baik serta syaraf (sensoris) yang baik sebagai penerus kepada pusat otak (kesadaran) untuk menghasilkan respon
c.       Pengalaman dan lingkungan budaya. Pengalaman dan budaya mempengaruhi kapasitas alat indera yang mempengaruhi sensasi

                II.            Tahapan-Tahapan dari Proses Sensasi
a.       Proses fisik : stimulus mengenai alat indera atau reseptor disebut sebagai proses kealaman
b.      Proses fisiologis : stimulus yang mengenai alat indera diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak
c.       Proses psikologis : proses di otak yang menyebabkan organisme mampu menyadari apa yang diterima dengan inderanya

             III.            PROSES KERJA SENSASI
Sensasi adalah deteksi energi fisik yang dihasilkan atau dipantulkan oleh objek-objek fisik; terjadi ketika energi dalam lingkungan eksternal atau dalam tubuh merangsang reseptor dalam organ-organ indera. Sensasi dimulai dari reseptor indera (sense receptor), sel yang terletak di organ indera. Reseptor untuk bau, tekanan, rasa sakit, dan suhu merupakan perpanjangan (dendrit) dari saraf-saraf sensorik. Reseptor untuk penglihatan, pendengaran, dan rasa merupakan sel-sel khusus yang terpisahkan dari saraf sensorik oleh sinapsis. Ketika reseptor indera mendeteksi sebuah stimulus-cahaya, tekanan mekanis, atau molekul kimia-reseptor ini mengubah energi dari stimulus tersebut menjadi impuls listrik yang berjalan sepanjang saraf menuju otak.
Reseptor indera (pengawas) bertugas meneliti daerah tubuh untuk mencari tanda-tanda aktivitas. Pengawas tidak dapat membuat keputusan sendiri, melainkan harus meneruskan apa yang dipelajari kepada saraf-saraf sensorik (komandan lapangan). Saraf sensorik dalam sistem saraf perifer harus melaporkan pada pusat komando (sel-sel otak). Kemudian pusat komando bertanggung jawab untuk menganalisis laporan tersebut dan memutuskan apa arti informasi tersebut. Semua saraf sensorik menggunakan bentuk komunikasi yang sama, yaitu impuls saraf. Sistem saraf mengubah pesan-pesan yang ditangkap menjadi kode. Salah satu jenis kode yaitu kode anatomis, yang dikenalkan oleh Johannes Muller (1826) sebagai doktrin energi saraf spesifik.
Doktrin energi saraf spesifik adalah suatu prinsip yang menyatakan bahwa modalitas sensoris yang berbeda muncul karena sinyal-sinyal yang diterima oleh organ-oran indera merangsang jalan saraf yang berbeda-beda yang mengarah pada area-area yang berada di otak, seperti: sinyal dari mata menyebabkan impuls berjalan sepanjang saraf optik menuju ke korteks visual. Sinyal dari telinga menyebabkan impuls berjalan dari saraf auditoris menuju korteks auditoris. Gelombang cahaya dan suara menghasilkan sensasi berbeda karena adanya perbedaan anatomi ini.

              IV.            Proses Sensasi Pada Alat Indera
Indera berperan sebagai reseptor, yaitu bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima rangsangan. Ada lima macam indera yaitu :
·         Mata, sebagai penerima rangsang cahaya (fotoreseptor)
·         Telinga, sebagai penerima rangsang getaran bunyi (fonoreseptor) dan tempat beradanya indera keseimbangan 9statoreseptor)
·          Hidung, sebagai penerima rangsang bau berupa gas (kemoreseptor)
·         Lidah, sebagai penerima rangsang zat yang terlarut (kemoreseptor)
·         Kulit, sebagai penerima rangsang sentuhan (tangoreseptor)

A.    Indera Pendengaran (Telinga)
Mata adalah organ indra yang memiliki reseptor peka cahaya yang disebut fototeseptor. Setiap mata mempunyai lapisan reseptor, sistem lensa untuk memusatkan cahaya pada reseptor, dan sistem syaraf untuk menghantarkan implus dari reseptor ke otak.
Mata merupakan organ yang peka terhadap rangsang cahaya, terletak di dalam rongga mata, dan di hubungkan oleh otot penambat mata pada tulang tengkorak. Mata di lindungi oleh alis mata, kelopak mata(atas dan bawah), dan kelenjar air mata. Kelenjar air mata terletak di bagian dalam kelopak mata atas. Kelenjar air mata berfungsi menghasilkan air mata yang berguna untuk membasahi bola mata dan membersihkan benda asing misalnya, debu.
Dinding bola mata terdiri atas tiga lapis , yaitu sklera (lapisan pertama), koroidea (lapisan kedua), dan retina (lapisan ketiga). Dibelakang pupil terdapat lensa mata berbentuk bikonveks yang di dukung oleh otot (muskulus siliaris) yang melekat pada dinding koroidea. Kontraksi muskulus siliaris menyebabkan perubahan kecembungan lensa. Diantara lensa dan kornea terdapat cairan yang encer yang di sebut aqueos humor . Bola mata berisi cairan kental dan transparan yang disebut vitreous humor .
Retina juga di sebut selaput jala.Lapisan ini sangat lunak dan sangat kompleks.Retina mengandung reseptor yang peka terhaap rangsang cahaya (fotoreseptor), yaitu sel batang (basilus) dan sel kerucut (konus). Sel batang berfungsi pada keadaan cahaya suram dan tidak dapat membedakan warna. Bagian retina yang tidak memiliki sel batang dan sel kerucut di sebut bintik buta. Agar kita dapat melihat ,cahaya harus jatuh tepat di bintik kuning.
Kemampuan lensa mata untuk mencembung dan memipih di sebut dengan daya akomodasi mata. Mata yang dapat melihat benda dekat dan jauh di sebut dengan mata baik atau normal. Secara singkat, urutan jalannya rangsang dapat dilihat pada skema berikut : Cahaya - kornea - aqueous humor pupil - lensa mata - vitreous humor -  retina mata.
Untuk lebih jelasnya lihat gambar bola mata dan tabel struktur bola mata.  


Gambar bola mata
Struktur Bola Mata
a.      Bagian Dinding Bola Mata
Nama
Penjelasan
Sklera
berwarna putih dan merupakan lapisan terluar. Bagian depannya transparan dan disebut kornea.
Koroid
merupakan lapisan tengah yang berwarna hitam dan merupakan bagian yang berfungsi nutritif, karena banyak mempunyai pembuluh darah.
Retina (selaput jala)
merupakan selubung terdalam, dan merupakan neuroepitelium, yaitu epitelium yang berfungsi sebagai reseptor.
b.     Bagian Dalam Bola Mata
Aqueous humor
cairan yang mengisi ruangan antara lensa mata dengan retina.

Viterous humor
cairan yang mengisi rongga mata antara lensa mata dengan kornea.

Lensa mata
bentuknya bikonkaf, terikat oleh otot siliaris.
Iris (selaput pelangi)
struktur berpigmen yang memberi warna mata. Tersusun atas serabut otot sirkular.

Akson dari sel-sel ganglion berkumpul membentuk saraf optikus. Tempat berkumpulnya akson-akson tersebut bintik buta. Sedang dibagian lain dari retina terdapat suatu daerah yang banyak mengandung sel kerucut dan sel batang. Di tengahnya berupa lekukan yang hanya mengandung sel kerucut, disebut fovea sentralis (bintik kuning). Sel basilus mengandung pigmen rodopsin (senyawa antara vitamin A dengan protein). Bila terkena sinar rodopsin terurai dan pada waktu gelap terbentuk lagi. Waktu yang diperlukan untuk proses pembentukan rodopsin ini disebut waktu adaptasi, di mana kita akan kurang dapat melihat. Sel konus banyak mengandung pigmen iodopsin, yaitu senyawa antara retinin dan opsin. Ada tiga macam sel konus, yaitu yang peka terhadap warna biru, hijau, dan merah. Dari ketiga pasangan konus itu kita dapat menerima rangsang warna dari spektrum warna ungu sampai merah.

B.    Indera Pendengaran (Telinga)
Sensasi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga. Pendengaran adalah kemampuan untuk mengenali suara pada manusia dan binatang bertulang belakang, hal ini dilakukan terutama oleh sistem pendengaran yang terdiri dari telinga, syaraf-syaraf, dan otak. Melalui indera pendengaran ini kita bisa membedakan suarasuara yang keras, lemah dan lembut dari suatu dialog percakapan, atau mendengarkan nada-nada musik yang indah. Indra yang digunakan untuk mendengarkan adalah telinga yang akan terstimulasi oleh adanya gelombang suara.
Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
Telinga luar berfungsi sebagai pengumpul suara yang kemudian di salurkan ke telingat tengah melalui lubang auditori. Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.
Gelombang suara adalah suatu energi yang dihasilkan dari pemampatan dan perengangan molekul yang dihasilkan oleh sumber bunyi. Ketika penala bergetar ketika dia bergerak ke satu arah, maka dia akan menyebabkan pemempatan molekul udara yang searah, lalu ketika penala bergerak ke arah sebaliknya, hal ini akan menyebabkan perenggangan molekul udara di sekitarnya. Hal ini berlangsung terus menerus, sehingga menghasilkan gelombang udara yang terdiri dari pemampatan dan perenggangan molekul udara.
Di telinga tengah ini terdapat gendang telinga yang fungsinya untuk mengubah suara menjadi getaran yang kemudian disalurkan oleh tulang martil, landasan dan sanggurdi ke telinga bagian dalam. Telinga dalam terdiri dari koklea, saluran separuh bulat dan saraf auditori yaitu saraf pendengaran yang menghantarkan getaran atau pesan pendengaran dari koklea ke otak untuk ditafsirkan. Di otak pula, terdapat pusat pendengaran yang akan memproses getaran-getaran yang sampai dan getaran ini akan ditafsirkan sebagai pendengaran. Disebabkan hal inilah, kita dapat menikmati sensasi pendengaran.
Reseptor pendengaran atau fonoreseptor berupa sel-sel berbentuk rambut. Fungsi sel rambut adalah untuk menerima rangsangan getaran dan mengubahnya menjadi impuls sensorik yang selanjutnya ditransmisikan ke pusat pendengaran. Alat pendengaran manusia berupa telinga.

Cara kerja indra pendengaran
Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran Struktur koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam saluran vestibulum. Getaran cairan tadi akan menggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan cairan
limfa dalam saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah menggerakkan membran basher yang dengan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam saluran timpani.
Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada jendela bundar.  Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaput basiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambut-rambut sel menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membran tektorial dan membran basiler akan menekan sel sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran.
a.    Penghantaran udara: getaran suara luar menggetarkan membran timfani. Kemudian oleh tulang pendengaran akan diteruskan ke fenestra ovali dan akan menggetarkan cairan limfe pada koklea. Akibatnya, sel-sel rambut dari organ korti terangsang, menghasilkan impuls dan diteruskan oleh saraf auditorius ke pusat pendengaran di otak
 b.    Penghantaran tulang: getaran yang teijadi pada tulang-tulang tubuh kita (misalnya tulang tengkorak) akan menyebabkan bergetarnya cairan limfe pada koklea.




Struktur Telinga
Terdiri atas telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
1. Telinga luar, bagian-bagiannya
2. Telinga tengah (ruangan timfani) terdiri atas:
3. Telinga dalam (Labyrinth) terdiri atas:

daun telinga
gendang telinga/selaput pendengaran (membran timfani).
Organ pendengaran atau koklea (rumah siput).

saluran telinga yang dindingnya dapat menghasilkan minyak serumen.
tulang-tulang pendengaran yang terdiri atas:
-     landasan (inkus)
 -     sanggurdi (stapes)
 -    saluran Eustachius, yaitu saluran penghubung antara ruang telinga dengan rongga faring.
-     martil(mileus)
Rumah siput berupa saluran spiral terbagi atas 3 daerah, yaitu:
1.    Skala vestibuli yang terletak di bagian dorsal
2.    Skala media terletak di bagian tengah
3.    Skala timfani terletak di bagian ventral


Antara skala yang satu dengan skala yang lain dipisahkan oleh:
-    membrana vestibularis: memisahkan skala vestibuli – skala media.
-  membrana tektoral memisahkan skala media -  skala timfani.
 - membrana basilaris: memisahkan skalatimfani
– skala vestibuli.


Struktur organ Corti
Organ corti terdapat pada skala media, terdiri atas:
-  sel-sel rambut saraf pendengaran yang terdapat di dalam selaput dasar
- membrana tektoralis atau selaput atas. Selaput atas terletak di atas sel-sel rambut, merupakan penerus getaran dari fenestra ovali ke sel-sel rambut lewat cairan limfe yang terdapat pada skala media.
- organ keseimbangan: terdiri atas kanalis semi sirkularis (saluran setengah lingkaran), sakulus, dan utrikulus.

Rangsang getaran yang diterima ujung saraf pendengaran diteruskan oleh saraf koklea ke otak. Di dalam koklea terdapat 24.000 alat corti, yang masing-masing mempunyai kepekaan menerima frekuensi tertentu. Kita hanya dapat mendengar suara dari 20 sampai 20.000 Hertz, tetapi ada orang-orang tertentu yang dapat mendengar antara 16 sampai 20.000 Hertz.

C.     Indera Penciuman (Hidung)
Hidung mempunyai kemoreseptor yang peka terhadap rangsang kimia yang berbentuk gas,yaitu bau. Di rongga hidung bagian atas terdapat ujung-ujung cabang saraf dari saraf cranial, yaitu saraf pencium (olfaktori) di rongga hidung juga terdapat sel pencium yang di lengkapi oleh rambut-rambut halus dan dilapisi lendir sebagai pelembab.
Di dalam rongga hidung terdapat selaput lendir yang mengandung sel- sel pembau. Pada sel-sel pembau terdapat ujung-ujung saraf pembau atau saraf kranial (nervus alfaktorius), yang selanjutnya akan bergabung membentuk serabut-serabut saraf pembau untuk menjalin dengan serabut-serabut otak (bulbus olfaktorius). Zat-zat kimia tertentu berupa gas atau uap masuk bersama udara inspirasi mencapai reseptorpembau. Zat ini dapat larut dalam lendir hidung, sehingga terjadi pengikatan zat dengan protein membran pada dendrit. Kemudian timbul impuls yang menjalar ke akson-akson. Beribu-ribu akson bergabung menjadi suatu bundel yang disebut saraf I otak (olfaktori). Saraf otak ke I ini menembus lamina cribosa tulang ethmoid masuk ke rongga hidung kemudian bersinaps dengan neuron-neuron tractus olfactorius dan impuls dijalarkan ke daerah pembau primer pada korteks otak untuk diinterpretasikan.

Cara kerja alat penciuman (hidung) manusia
Indera penciuman mendeteksi zat yang melepaskan molekul-molekul di udara. Dia ataprongga hidung terdapat Olfactory epithelium : yang sangat sensitif terhadap molekul-molekul bau, karena pada bagian ini ada bagian pendeteksi bau(smell receptors).Receptor ini jumlahnya sangat banyak ada sekitar 10 juta.Ketika partikel bau tertangkap oleh receptor, sinyal akan di kirim ke the olfactory bulb melalui saraf olfactory. Bagian inilah yang mengirim sinyal ke otak dan kemudian di proses oleh otak bau apakah yang telah tercium oleh hidung kita, apakah itu harumnya bau sate padang atau menyengat nya bau selokan.
Secara singkat, proses mencium : udara masuk ke rongga hidung, zat kimia yang terdapat di dalam udara akan larut dalam selaput lender. Hal itu merangang rambut halus sel pencium. Lalu akan di teruskan oleh saraf pencium otak besar. Otak besar akan mengolah rangsangan itu dan mempersiapkan bau yang kita cium.






Gambar Rongga Hidung




D.    Indera Pengecap (Lidah)
Pengecap adalah indera yang berfungsi untuk menangkap rangsangan senyawa kimia yang larut dalam air, sedangkan indera pembau menangkap zat-zat kimia yang menguap (hidung). Keduanya termasuk kemoreseptor.
Lidah juga mempunyai kemoreseptor yang peka terhadap zat kimia. Kemoreseptor lidah peka terhadap zat kimia yang larut dalam air. Lidah peka terhadap rangsang karena megandung banyak kuncup pengecap yang terletak di celah-celah papilla. Kuncup pengecap sangat peka terhadap rangsang rasa karena terdiri atas sekumpulan reseptor.
Indera pengecap terdapat di lidah, berupa puting-puting pengecap yang dapat dibedakan atas bagian-bagian:
 a.    tepi depan untuk rasa manis
 b.    belakang untuk rasa pahit
 c.    samping untuk asam
 d.    depan untuk rasa asin

Lidah terdiri atas dua kelompok otot yaitu otot intrinsik yang berfungsi untuk melakukan semua gerakan lidah dan otot ekstrinsik. Otot ekstrinsik ini mengaitkan lidah pada bagian-bagian sekitarnya serta melakukan gerakan-gerakan kasar yang sangat menekannya pada langit-langit dan gigi, kemudian mendorongnya masuk ke faring.

Gambar 5.1 Struktur dan Anatomi Lidah Manusia
Permukaan atas lidah manusia seperti beludru karena dilapisi oleh beberpa lapisan. Pada manusia reseptor bagi stimulus rasa berada pada kuncup pengecap (Taste bud) yang tersebar di lidah. Permukaan lidah manusia seperti beludru, karena ditutupi oleh beberapa lapiisan. Pada penampang lidah kuncup pengecap mengalami penjuluran yang biasa disebut dengan papila. Papila bermacam-macam sesuai bentuk dan lokasi banyaknya papila tersebut ditemukan. 

a. Papila filiformis



Papila filiformis banyak dan menyebar pada seluruh permukaan lidah yang berfungsi untuk menerima rasa sentuh dari rasa pengecapan.

b. Papila sirkumvalata
Papila sirkumvalata memiliki bentuk V dan terdapat 8–12 jenis yang terletak di bagian dasar lidah. Papila ini berukuran paling besar daripada yang lain.

c. Papila fungiformis 
Papila fungiformis menyebar pada permukaan ujung dan sisi lidah dan berbentuk jamur.

d. papila foliata
papila foliata ini umumnya banyak terletak pada bagian sisi lidah.

Proses Pengecapan
Seperti halnya indera yang lain, pengecapan merupakan hasil stimulasi ujung saraf tertentu. Dalam hal mampu membedakan kelezatan makanan tersebut karena ada stimulasi kimiawi. Pada manusia, ujung saraf pengecap berlokasi di kuncup-kuncup pengecap pada lidah. Kuncup-kuncup pengecap mempunyai bentuk seperti labu, terletak pada lidah di bagian depan hingga ke belakang.
Di dalam satu papila terdapat banyak kuncup pengecap (taste bud) yaitu suatu bangunan berbentuk bundar yang terdiri dari 2 jenis sel, yaitu sel-sel penyokong dan sel-sel pengecap sebagai reseptor. Setiap sel pengecap memiliki tonjolan-tonjolan seperti rambut yang menonjol keluar taste bud melalui taste pore (lubang). Dengan demikian zat-zat kimia yang terlarut dalam cairan ludah akan mengadakan kontak dan merangsang sel-sel kemudian timbul lah impuls yang akan menjalar ke syaraf no VII dan syaraf IX otak untuk diteruskan ke thalamus dan berakhir di daerah pengecap primer di lobus parietalis untuk kemudian diinterpretasikan. Makanan yang dikunyah bersama air liur memasuki kuncup pengecap melalui pori-pori bagian atas. Di dalam makanan akan merangsang ujung saraf yang mempunyai rambut (Gustatory hair). Dari ujung tersebut pesan akan dibawa ke otak, kemudian diinterpretasikan dan sebagai hasilnya kita dapat mengecap makanan yang masuk ke dalam mulut kita.
Banyak sekali jenis makanan dan minuman yang ada di sekitar kita. Rasa makanan dan minuman itu bermacam-macam, ada yang manis, asin, asam, bahkan ada pula yang pahit. Kita dapat merasakan rasa manis, asin, asam, dan pahit menggunakan lidah. Rasa yang dikenal lidah terdiri atas 4 rasa. Berikut merupakan tinjauan sensasi rasa dilihat dari zat-zat kimia penimbul sensasi rasa.



Rasa
Penjelasan
1. Pahit
Ditimbulkan oleh alkaloid tumbuhan. Alkaloid ialah zat-zat organik yang aktif dalam kegiatan fisiologis yang terdapat dalam tumbuhan. Contohnya ialah kina, cafein, nikotin, morfin dan lain-lain. Banyak dari zat-zat ini bersifat racun. 
2. Asin
Ditimbulkan oleh kation Na+, K+ dan Ca+ 
3.Manis
Ditimbulkan oleh gugus OH- dalam molekul organik. Gugus ini terdapat pada gula, keton dan asam amino tertentu. 
4. Asam
ditimbulkan oleh ion H+
           
Kuncup pengecap untuk masing-masing indra tersebut terletak di daerah yang berbeda-beda pada lidah kita. Untuk citarasa manis berada di bagian ujung lidah, juga untuk rasa asin. Kuncup pengecap untuk rasa masam ada di sisi lidah. Sedangkan kuncup pengecap untuk citarasa pahit berada di bagian belakang lidah. Inilah sebabnya apabila kamu makan makanan yang mempunyai rasa manis dan pahit sekaligus, maka yang terasa lebih awal adalah rasa manis barulahkemudian rasa pahit.

                              
Penampang lidah                                          Bentuk puting pengecap pada lidah


E.     Indera Peraba (Kulit)
Indra peraba merupakan indera yang sederhana. Kepekaan peraba pada manusia sangat besar, terutama di ujung jari dan bibir. Reseptor peraba terdapat pada kulit jari, bibir, dan relatif jarang pada kulit tubuh. Pada bibir, ujung jari, ujung lidah dan alat kelamin terdapat banyak sekali reseptor dengan serabut saraf sensorik. Dengan demikian, ujung jari dapat membedakan dua titik rangsangan bahkan bila jarak kedua titik 1 mm.  Hal tersebut disebabkan karena masing-masing titk rangsangan akan mengenai reseptor pada neuron yang berbeda sehingga otak dapat membedakan dua titik rangsang tersebut.

Klasifikasi Reseptor
Berdasarkan sumber rangsangan :
Nama
Penjelasan
1.    Ekteroreseptor
terletak pada permukaan tubuh dan berespons terhadap rangsangan eksterna atau luar.
2.    Proprioreseptor
berespons terhadap perubahan posisi dan pergerakan terutama berhubungan dengan sistem muskuloskeletal.
3.    Interoreseptor
terletak pada visera/ alat dalam dan pembuluh darah.
Berdasarkan morfologi :
1.  Badan terakhir yang bebas
terbuka (tanpa kapsul) yang tak berhubungan dengan tipe sel lainnya.
2.  Badan akhir yang berkapsul (korpuskular)
yang mengandung unsur bukan saraf di samping saraf badan akhir saraf.





           Kulit terdiri dari 3 lapisan
Nama
Penjelasan
1.  Epidermis
yaitu bagian terluar dari lapisan kulit.
2.  Dermis
terdapat kelenjar dan saluran keringat bulbus rambut, volicall rambut, akar rambut, dan kelenjar sebaseus.
3.  Sebcuta neaus
pembulu darah, syaraf cutaneus dan jaringan otot.

Reseptor kulit dan hamtaran implus terletak di syaraf perifer. Saraf sensoris yang berada pada kulit merupakan saraf telanjang, artinya saraf yang tidak bermielin. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan sel saraf. Epidermis tersusun atas empat lapis sel. Dari bagian dalam ke bagian luar, pertama adalah stratum germinativum berfungsi membentuk lapisan di sebelah atasnya. Kedua, yaitu di sebelah luar lapisan germinativum terdapat stratum granulosum yang berisi sedikit keratin yang menyebabkan kulit menjadi keras dan kering. Selain itu sel-sel dari lapisan granulosum umumnya menghasilkan pigmen hitam (melanin). Kandungan melanin menentukan derajat warna kulit, kehitaman, atau kecoklatan.
Fungsi Kulit :
1.   Monoreseptor
yang berkaitan dengan indera peraba, tekanan gerakan, kinestesi.
2.   Thermoreseptor
yang berkaitan dengan penginderaan yang mendeteksi panas dan    dingin.


Indera peraba disebut tangoreseptor/mekanoreseptor dan terdapat di kulit. Ini semua merupakan eksteroseptor, sedangkan yang terdapat di dalam tubuh sebagai intereseptor adalah yang dapat merasakan haus, lapar, dan lain sebagainya. Indera peraba dan perasa tersebar di seluruh permukaan kulit, tetapi tidak sama banyak. Pada ujung jari terdapat amat banyak, demikian pula pada telapak tangan, telapak kaki, bibir, dan alat kelamin.
Pada kulit bagian dermis terdapat indera yang digunakan untuk menerima berbagai rangsangan:
·         ujung saraf bebas: menerima rangsang nyeri / sakit
·         korpuskel Meissner: menerima rangsang sentuhan
·         korpuskel Paccini : menerima rangsang tekanan
·         korpuskel Ruffini: menerima rangsang panas
·         korpuskel Krausse: menerima rangsang dingin
Penampang kulit manusia
Kulit (integument ) merupakan lapisan terluar tubuh manusia dan merupakan pelindung bagian dalam tubuh. - Susunan kulit Kulit tersusun atas tiga -lapisan yaitu epidermis (lapisan luar), dermis (lapisan dalam) dan hypodermis (jaringan ikat bawah kulit).
Di kulit terdapat lima macam reseptor di sebut tangoreseptor yang merupakan ujung saraf indra peraba.Kelima reseptor khusus merespon rangsang berupa sentuhan, tekanan, sakit, panas, dan dingin. Penyebaran ujung saraf peraba tidak merata di seluruh permukaan kulit.Beberapa bagian tubuh tertentu lebih banyak mengandung ujung saraf , misalnya pada ujung jari,telapak tangan dan telapak kaki.
Reseptor tekanan berbentuk bawang dan merupakan reseptor yang paling besar,berada di bagian dermis yang jauh dari permukaan kulit.Reseptor rasa sakit (nyeri) Juga terdapat di organ tubuh bagian dalam . hal itu bermanfaat untuk memberi tahu kita akan adanya sesuatu yang tidak beres pada tubuh kita. Misalnya , ketika merasa nyeri di bagian perut,kita harus waspada bahwa kita tidak sehat.
Fungsinya sebagai alat pengeluran keringat,fungsi yang lain adalah melindungi tubuh terhadap gesekan , kuman , penyinaran , panas, dan zat kimia,mengatur suhu tubuh,menerima rangsang dari luar,serta mengurangi kehilangan air.Pengeluaran keringat yang berlebihan , misal karena terik matahari atau kegiatan tubuh yang berlebihan, dapat menyebabkan terjadinya lapar garam.Kekurangan kadar garam dalam darah dapat mengakibatkan kekejangan dan pingsan.























PENUTUP
Ø Kesimpulan
Sensasi merupakan tahap awal dalam penerimaan informasi. Sensasi meliputi 5 macam alat penginderaan yaitu :
1. Sensasi Penglihatan (oleh mata)
2. Sensasi Pendengaran (oleh telinga)
3. Sensasi Penciuman (oleh hidung)
4. Sensasi Pengecapan (oleh lidah)
5. Sensasi Perabaan (oleh kulit)
Dalam proses penerimaan informasi, alat indera merupakan faktor yang menentukan, karena setiap stimulus yang datang dari luar diri kita ditangkap melalui alat indera. Agar proses penerimaan ini baik terdapat beberapa syarat yaitu :
a. Adanya objek yang di amati atau kekuatan stimulus
b. Kepastian alat indera (reseptor) yang cukup baik serta syaraf (sensoris) yang baik
c. Pengalaman dan lingkungan budaya
Setiap individu dalam proses pengolahan informasi berbeda satu sama lainnya, hal ini karena kemampuan kognitif (kemampuan berpikir) serta afektifnya berbeda. Dalam psikologi stimulus yang datang dari luar yang diterima oleh organisme seseorang yang berbeda maka dalam mengrespon / menanggapinya pun berbeda seperti halnya dalam proses sensasi yaitu S-O-RS, Stimulus-Organisme-Respons. Tidak selamanya proses sensasi itu berjalan mulus, dalam faktanya ada saja faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya. Faktor itu bisa saja dari luar maupun dari dalam diri kita, kalu dari luar misalnya jarak stimulus dengan alat indera kita ataupun lamanya stimulus untuk kita respons. Kalau dari dalam diri kita yaitu sebaik apa keberfungsian alat indera kita untuk menerima stimulus itu dan sejauh mana untuk kognitif kita dalam merespons stimulus itu.
Selain itu, sensasi dapat pula berpengaruh terhadap tingkah laku kita. Dengan merespons stimulus yang ada membuat kita akan melakukan atau bertindak sesuatu hal. Untuk bertindak itu pula kita akan dipengaruhi oleh kemampuan kognitif serta kepekaan perasaan kita tentang sesuatu hal. Maka dari itu sensasi, kemampuan kognitif, serta perasaan saling terkait dan saling berpadu dalam penerapannya di kehidupan sehari-hari.


Ø Tutup
Sekian yang dapat penulis paparkan. Penulis menyadari akan keterbatasan dan kekurangan penulis, maka dari itu kritikan dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Terimakasih kepada sumber-sumber yang telah menyediakan materi yang sangat diperlukan oleh penulis.


















DAFTAR PUSTAKA

NN. 2011. Kajian Psikologi. From http://psikologi.or.id/
Maritey. 2010. Belajar Biologi Alat Indera Pada Manusia. From http://biologi-itey.blogspot.com/2010/01/lidah-indera-pengecap.html

Maritey. 2010. Belajar Biologi Alat Indera Pada Manusia. From Kulit (Indera Peraba)

Maritey. 2010. Belajar Biologi Alat Indera Pada Manusia. From http://biologi-itey.blogspot.com/2010/01/proses-penglihatan_30.html
Maritey. 2010. Belajar Biologi Alat Indera Pada Manusia. From http://biologi-itey.blogspot.com/2010/01/hidung-indera-penciuman.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar