“MOTIVASI”
diajukan untuk memenuhi salah satu Mata Kuliah Psikologi
Umum II
|
Oleh :
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2011
A. Klasifikasi Kebutuhan menurut Murray :
1.
Dikotomi primer (atau viscerogenic) dan sekunder (atau
psychogenic).
Kebutuhan primer muncul dari proses di dalam
tubuh dan meliputi kebutuhan untuk kepuasan utama demi kelangsungan hidup.
Misalnya : makan, minum, seks.
Kebutuhan sekunder atau kebutuhan psychogenic
muncul secara tidak langsung dari kebutuhan primer tetapi tidak berhubungan
atau berasal dari dalam tubuh. Disebut sekunder bukan karena kebutuhan ini
kurang penting bagi organisme tetapi karena kebutuhan tersebut berkembang
setelah kebutuhan primer. Misalnya : pencapaian, pengakuan, kemahiran. Agresi, rasa ingin tahu.
2. Focal (memusat) dan dengan diffuse (menyebar). Pembedaan ini berkaitan dengan sejumlah obyek yang berguna
untuk memuaskan kebutuhan. Kebutuhan focal dapat dipuaskan hanya dengan satu
atau yang paling baik sedikit tujuan objek, sementara kebutuhan diffuse dapat
dipuaskan oleh banyak objek. Apabila kebutuhan ini melekat erat pada objek yang
tidak cocok, hal ini disebut fiksasi dan biasanya dianggap patologis.
3.
Kebutuhan Proaktif Dan Reaktif.
Kebutuhan reaktif meliputi respon bagi sesuatu
yang spesifik dalam lingkungan, di mana kebutuhan itu hanya muncul ketika objek
itu muncul atau terlihat.
Kebutuhan proaktif, di lain pihak, tidak bergantung pada kehadiran
objek khusus apa pun di dalam lingkungan. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan
spontan yang memanggil keluar tingkah laku yang seharusnya dilakukan kapan pun
dibutuhkan, tidak bergantung pada lingkungan.
4.
Kebutuhan Manifest dalam redaksi
lain disebut dengan overt needs (kebutuhan terbuka atau nyata) dan latent dalam
redaksi lain disebut dengan covert needs (kebutuhan tertutup atau samar)
merupakan tipe keempat dari pengelompokkan. Kebutuhan manifest diekspresikan
dengan jelas karena masyarakat menerima ekspresi itu dan terkadang dihargai.
Kebutuhan lain, bagaimanapun juga, hanya dapat diekspresikan
secara samar, di dalam fantasi atau mimpi atau melalui simbol. Agresi,
misalnya, di dalam lingkungan yang menahan ekspresi tersebut, hanya dapat
ditunjukkan secara samar dan tetap menjadi latent.
5.
Kebutuhan Effect, Process Activity, Dan Modal.
Kebutuhan effect mengarah pada suatu keadaan
yang diinginkan atau hasil akhir. Operasi yang bersifat tanpa tujuan, tidak
terkoordinasi, dan tidak fungsional dari berbagai proses yang mulai berlangsung
sejak lahir disebut sebagai process activity. Ini adalah “kepuasan karena
semata-mata berfungsi (sheer function pleasure), berbuat sekedar untuk berbuat.
Modal menuntut orang melakukan sesuatu dengan taraf mutu atau kualitas
tertentu.
ILLUSTRATIVE LIST OF MURRAY’S NEEDS
|
|
Need
|
Brief Definition
|
n Abasement
|
Menerima dorongan dari luar dengan pasif.
Mengalami luka fisik, tuduhan orang lain, kritik, dan hukuman. Untuk
menyerahkan diri. Untun menjadi pasrah pada takdir. Mengakui ketidakmampuan,
kesalahan, dan kekeliruan. Berani mengaku dan bertobat. Menyalahkan dan
menyakiti diri sendiri. Mencari dan menikmati kesakitan, hukuman, atau
ketidakberuntungan.
|
n Achievement
|
Bisa mencapai sesuatu yang sulit. Menguasai,
memanipulasi, atau mengatur objek fisik, orang lain, atau ide yang dimiliki.
Dapat melakukan sesuatu dengan cepat dan mandiri. Dapat mengatasi hambatan
dan menetapkan standar yang tinggi. Berani berkompetisi dengan orang lain.
Bisa meningkatkan kepercayaan diri dengan bakat dan kemampuan.
|
n Affiliation
|
Menikmati kerjasama dan hubungan timbal
balik serta persekutuan dengan orang lain (yang mempunyai kemiripan). Untuk
membuat orang lain senang dan memenangkan perhatian dari orang lain. Menjadi
teman yang setia dan loyal.
|
n Aggression
|
Mengatasi perlawanan yang datang dengan
kuat, dan mampu bertarung atasnya. Membalas atas kesakitan yang didapatkan,
menyerang, melukai, atau membunuh orang lain. Berani menghukum orang lain
atas apa yang telah disebabkan pada diri sendiri.
|
n Autonomy
|
Menjadi bebas, tidak terkekang dan tidak
terkurung. Mampu menolak paksaan dan melawan batas yang diberikan.
Menghindari atau tidak terlibat dengan aktivitas yang diharuskan orang lain.
Mamdiri dan bebas untuk bertindak sesuai keinginan. Menjadi orang yang tidak
terbebani oleh tanggung jawab. Menentang adat yang ada di lingkungan.
|
n Counteraction
|
Menguasai atau memperbaiki kesalahan dengan
berusaha ilang. Menghapuskan rasa malu dengan memulai lagi hal tersebut.
Mengatasi kelemahan, menekan rasa takut. Menghapuskan ketidakhormatan dengan
aksi. Mengatasi segala hambatan dan rintangan dan mempertahankan harga diri
yang tinggi.
|
n Defendence
|
Bertahan melawan penyerangan, kritikan, dan
penyalahan. Menyembunyikan perilaku yang tidak baik, kegagalan, atau
permaluan.
|
n Deference
|
Mengagumi dan mendukung penguasa. Memuji,
menghormati, dan memuliakannya. Menuruti apa yang didorong oleh orang lain
yang dihormati. Mencoba meniru apa yang dilakukan role model.
|
n Dominance
|
Mengontrol sebuah lingkungan. Mempengaruhi
dan memerintahkan perilaku yang harus dimiliki orang lain dengan sugesti,
rayuan, atau perintah. Mengendalikan dan melarang orang lain.
|
n Exhibition
|
Memuat orang lain tertarik, rasa ingin
didengar dan dilihat. Untuk menghibur, mengejutkan, mempesona, memikat,
membangkitkan minat, dan menjadi menakjubkan bagi orang lain.
|
n Harmavoidance
|
Menghindari rasa sakit, luka secara fisik,
sakit, dan kematian. Dapat keluar dari situasi yang berbahaya. Melakukan
tindakan-tindakan pencegahan sebelum hal yang buruk terjadi.
|
n Infaavoidance
|
Menghindari penghinaan, dapat keluar dari
situasi yang memalukan atau keluar dari kondisi yang dapat menyebabkan akan
terjadinya rasa diremehkan: ejekan, cemoohan, atau dibanding-bandingkan
dengan orang lain.
|
n Nurturance
|
Memberi simpati dan kepuasaan pada objek
yang tidak berdaya, misalnya, anak bayi atau objek lain yang lemah,
kekurangan, kelelahan, tidak berpengalaman, telah dipermalukan, kesepian,
ditolak, sakit, atau kebingungan. Dapat membantu, memberi dukungan, memberi
perlindungan, menyembuhkan, dan mengasuh.
|
n Order
|
Mengatur hal-hal agar menjadi tersusun
dengan baik. Dapat membersihkan, menyusun, mengatur, menyeimbangkan,
merapikan, dan melakuka segala hal dengan cermat dan teliti.
|
n Play
|
Bertingkah laku demi kesenangan tanpa tujuan
lebih jauh. Tertawa dan membuat lelucon demi kesenangan. Mencari kesenangan
untuk melepaskan rasa stres. Berpartisipasi dalam permainan, olahraga,
bermain kartu, dan minum bersama.
|
n Rejection
|
Memisahkan diri sendiri dari objek yang
dinilai negatif. Untuk berhenti bergabung, meninggalkan, atau bersikap
menjauh dari objek yang tidak disukai. Memutuskan hubungan dengan orang lain.
|
n Sentience
|
Mencari dan menikmati kesan yang
menyenangkan.
|
n Sex
|
Memiliki hubungan yang dalam dan bersifat
erotik. Bersama mencapai kepuasan seksual.
|
n Succorance
|
Selalu diberikan perhatian dan simpati dari
orang lain. Diasuh, dijaga, dikelilingi, dicintai, diberi nasehat,
dilindungi, dibimbing, dimaafkan, dan dituruti kehendaknya. Selalu mempunyai
orang yang mendukung.
|
n Understanding
|
Menanyakan atau menjawab pertanyaan umum.
Berspekulasi, berpendapat, menganalisa, dan menyimpulkan suatu hal.
|
B. Motif eksplorasi dari Woodworth dan Marquis
Motif eksplorasi ini adalah motif ingin tahu
(curiousity motive). Pada dasarnya manusia terdorong ingin mengetahui tentang
segala sesuatu yang ada disekitarnya, disampin itu juga adanya motif untuk
mendapatkan perubahan dari stimulasi sensoris.
Menurut Woodworth dan Marquis (1957) terdapat
adanya bermacam-macam motif, yaitu (1) motif yang berkaitan dengan kebutuhan
organis; (2) motif darurat (emergence motive); dan (3) motif objektif dan minat
(interest).
Motif organis adalah motif yang berkaitan
dengan kebutuhan yang bersifat organis, yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan
kelangsungan hidup organisme. Misalnya kebutuhan untuk makan, minum, seksual,
kebutuhan untuk aktif dan istirahat. Motif darurat merupakan motif yang
bergantung pada keadaan disekitar atau diluar organisme. Misalnya ketika orang
menghadapi bahaya, maka orang tersebut didorong untuk melepaskan diri dari
bahaya tersebut.
Motif
darurat ini terdiri dari beberapa motif, yaitu
(a) escape motive, yaitu motif yang ada pada
organisme untuk melepaskan diri dari bahaya;
(b) motif melawan (combat motive), yaitu motif
yang timbul karena organisme mendapatkan serangan maka organisme akan melawan;
(c) motif untuk menghadapi hambatan, yaitu
apabila individu mendapatkan hambatan maka akan ada motif untuk mengatasi
hambatan tersebut;
(d) motif mengejar atau mencari (the pursuit
motive), yaitu apabila seorang anak diberi permainan baru, yang kemudian
permainan tersebut disingkirkan maka pada anak akan timbul motif untuk mencari
atau mengejarnya.
Motif objektif dan minat merupakan motif yang
bergantung juga pada lingkungan oganisme. Termasuk dalam motif ini ialah
(a) motif eksplorasi, seperti yang dijelaskan
diatas;
(b) motif manipulasi, yaitu motif organisme
untuk mengadakan manipulasi atau menguasai keadaan disekitarnya;
(c) minat, yaitu motif yang timbul karena
organisme tertarik pada objek sebagai hasil eksplorasi.
Woodworth dan Marquis mengemukakan bahwa motif
itu dapat dibedakan menjadi:
1.
Motif yang berhubungan dengan kejasmanian
(organic needs)
yaitu merupakan Motif yang berhubungan dengan kelangsungan hidup
individu atau organisme, misalnya motif minum, makan, kebutuhan pernapasan,
seks, kebutuhan istirahat.
2.
Motif darurat (emergency needs), yaitu motif
untuk tindakan-tindakan yang harus segera dilakukan karena keadaan sekitar
menuntutnya, misalnya motif untuk melepaskan diri dari bahaya, motif melawan,
motif untuk mengatasi rintangan, motif untuk bersaing.
3.
Motif obyektif (objective motives), yaitu
merupakan motif untuk mengadakan hubungan dengan keadaan sekitarnya baik
terhadap orang-orang atau benda-benda misalnya motif eksplorasi, manipulasi,
minat. Minat merupakan motif yang tertuju kepada sesuatu yang khusus. Bila
individu telah memiliki minat terhadap sesuatu, maka perhatiannya akan dengan
sendirinya tertarik pada obyek itu.
C. Motif kompetensi (competance motive)
Spencer Jr, Lyle M. PhD, memberikan sebuah
definisi bahwa kompetensi adalah karakteristik dasar seseorang (individu) yang
mempengaruhi cara berpikir dan bertindak, membuat generalisasi terhadap segala
situasi yang dihadapi, serta bertahan cukup lama dalam diri manusia.
Dalam definisi diatas, komponen-komponen atau
elemen yang membentuk sebuah kompetensi adalah:
1. Motif (motivies). Motif adalah sesuatu yang cecara konsisten
dipikirkan atau dikehendaki oleh seseorang, yang selanjutnya akan mengarahkan,
membimbing, dan memilih suatu perilaku tertentu terhadap sejumlah aksi atau
tujuan.
2. Karakter pribadi adalah karakteristik fisik dan reaksi atau respons yang
dilakukan secara konsisten terhadap suatu situasi atu informasi.
3. Konsep diri adalah perangkap sikap, sistim nilai atau citra diri yang
dimiliki seseorang.
4. Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki seseorang terhadap suatu area
spesifik tertentu.
5. Keterampilan adalah kemampuan untuk mengerjakan serangkaian tugas fisik atau
mental tertentu.
Komponen kompetensi yang berupa motif,
karakter pribadi, dan konsep diri dapat meramalkan suatu perilaku tertentu yang
pada akhirnya akan muncul sebagai unjuk kerja. Kompetensi juga selalu
melibatkan intensi yang mendorong sejumlah motif atau karakter pribadi untuk
melakukan suatu aksi menuju menuju terbentuknya suatu hasil.
Definisi yang diajukan oleh
Spencer&Spencer menjelaskan bahwa dalam menggunakan konsep kompetensi harus
ada Kriteria Pembanding untuk membuktikan bahwa sebuah elemen kompetensi memang
benar mempengaruhi baik atau buruknya unjuk kerja.Suatu karakteristik tidak
dapat dikatakan sebagai kompetensi kecuali dia dapat meramalkan sesuatu yang
berarti yang terjadi didunia nyata.
Motif kompetensi
ini ialah berkaitan dengan motif intrinsik, yaitu kebutuhan seseorang untuk
kompetensi dan menentukan sendiri dalam kaitan dengan lingkungannya. Disebut
intrinsikkarena tujuanna ialah perasaan internal mengenai kompetensi dan
self-determinasi.
D. Motif aktualisasi diri (self-actualization) dari Maslow
- Kebutuhan Menurut Abraham Maslow
Kebutuhan Dasar Manusia Menurut Abraham Maslow
membagi kebutuhan dasar manusia ke dalam lima tingkat berikut:
- Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan paling dasar, antara
lain pemenuhan oksigen dan pertukaran gas, kebutuhan cairan (minuman),
nutrisi (makanan), eliminasi, istirahat dan tidur, aktivitas, keseimbangan
suhu tubuh, dan seksual.
- Perlindungan fisik meliputi perlindungan atas ancaman
terhadap tubuh atau hidup seperti penyakit, kecelakaan, bahaya dari
lingkungan dan sebagainya.
- Perlindungan psikologis, yaitu perlindungan atas ancaman
dari pengalaman yang baru dan asing. Misalnya, kekhawatiran yang dialami
seseorang ketika masuk sekolah pertama kali, karena merasa terancam oleh
keharusan untuk berinteraksi dengan orang lain dan sebagainya
- Kebutuhan rasa cinta, yaitu kebutuhan untuk memiliki dan
dimiliki, antara lain memberi dan menerima kasih sayang, kehangatan,
persahabatan, mendapat tempat dalam keluarga, kelompok sosial, dan
sebagainya
Motif aktualisasi diri merupakan moti yang
berkaitan dengan kebutuhan atau dorongan untuk mengaktualisasikan potensi yang
ada pada diri individu. Hal ini bervariasi dari orang satu dengan yang lain.
Seseorang ingin mengaktualisasi dibidang politik, yang lain dalam bidang ilmu,
sedangkan yang lain lagi dalam bidang yang berbeda.
Kebutuhan aktualisasi diri ini adalah
kebutuhan yang tertinggi dalam hirarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow.
Jika diurutkan kebutuhan tersebut, maka kebutuhan yang paling tinggi adalah
aktualisasi diri; kebutuhan akan penghargaan seperti kebutuhan akan prestige,
sukses, dan harga diri; kebutuhan belonging dan kasih sayang, seperti misalnya
kebutuhan akan afeksi, afiliasi, identifikasi; kebutuhan rasa aman, seperti
tenteram, teratur, kepastian; kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan yang
pertama dan utama, sedangkan kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan
yang paling tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar