Blogger Widgets

Minggu, 08 Desember 2013

Gangguan Makan

KATA PENGANTAR

 Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Berdasarkan mata kuliah yang telah diberikan, kami memberi judul makalah ini “Gangguan Makan”. Gangguan makan merupakan gangguan psikologis yang memiliki karakteristik terganggunya pola makan  dan cara untuk mengontrol berat badan. pola yang disfungsional ini seperti anoreksia nervosa dan bulimia nervosa.
 Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari pihak-pihak yang terlibat dalam proses penyusunan dan pembuatan makalah ini. Rasa terimakasih kami sampaikan kepada dosen pembimbing mata kuliah psikologi abnormal, yang telah bersedia  membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Kami sebagai manusia yang banyak memiliki kekurangan, menyadari bahwa apa yang kami sampaikan dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dalam proses penyampaiannya maupun isi atau hal-hal yang terkandung di dalamnya. Maka dari itu kami selaku penulis dan penyusun makalah ini sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun sehingga dapat membantu kami untuk dapat lebih menyempurnakan lagi makalah yang kami buat ini. Kami sangat berharap apa yang kami sampaikan dan apa yang kami sajikan dalam makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.







Yogyakarta, 26 April  2012.



ii



DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR..................................................................................     ii
DAFTAR ISI................................................................................................      iii
BAB  I PENDAHULUAN............................................................................      1
a.       Latar Belakang masalah………………………………………………...      1
b.      Rumusan Masalah………………………………………………………      1
c.       Tujuan…………………………………………………………………..      2
d.      Manfat………………………………………………………………….       2
             BAB II PEMBAHASAN............................................................................        3
BAB III PENUTUP.....................................................................................        12
KESIMPULAN............................................................................................       12           DAFTAR PUSTAKA...................................................................................       13












iii
BAB I
 PENDAHULUAN

1.a. Latar Belakang.
Dalam satu di antara banyak Negara, terdapat beberapa orang yang secara sengaja membuat diri mereka sendiri lapar, bahkan terkadang sampai meninggal. Mereka terobsesi dengan berat badan dan bermaksud untuk mencapai citra tubuh yang terlalu kurus. Ada juga yang memiliki siklus dimana mereka makan banyak dan kemudian berkeinginan untuk menghilangkan kelebihan makan mereka, antara lain dengan memuntahkannya. Pola yang yang disfungsional ini adalah dua tipe utama dari gangguan makan, yaitu anoreksia nervosa (anorexia nervosa) dan bulimia nervosa. Ganguan makan (eating disorder) memiliki karakteristik pola makan yang terganggu dan cara yang maladaptif dalam mengontrol berat badan. Seperti gangguan psokologis lainnya, anoreksia dan bulimia sering disertai dengan berbagai bentuk psikopatologi, termasuk depresi, gangguan kecemasan dan gangguan penyalahgunaan Zat. Untuk dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman akan gangguan makan tersebut, maka kami buat makalah ini yang membahas tentang gangguan makan lebih lanjut.
1.b. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan yang terdapat pada latar belakang tersebut, maka yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
  1. Apa yang dimaksud dengan gangguan makan?
  2. Apa penyebab orang mengalami gangguan makan?
  3. Apa saja macam-macam dari gangguan makan ?
  4. Apa saja ciri-ciri orang yang mengalami gangguan makan?
  5. Bagaimana cara menangani orang yang mengalami gangguan makan?

1
1.c. Tujuan
Sesuai dengan apa yang terdapat dalam latar belakang masalah dan rumusan masalah, tujuan penulisan makalah ini adalah : “Memberikan pemahaman kepada para pembaca tentang apa yang dimaksud dengan gangguan makan, penyebap ganguan makan, macam-macam gangguan makan, ciri-ciri oarang yang mengalami gangguan makan, dan bagaimana cara penanganannya.

1.d. Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini sesuai dengan hal-hal yang terdapat dalam latar belakang masalah, rumusan masalah dan tujuan, maka manfaat yang dapat diperoleh dari pembuatan makalah ini adalah : “Dapat memberikan pemahaman yang cukup mengenai  gangguan makan kepada pembaca sehingga, pembaca tau apa yang dimaksud dengan gangguan makan dan  bagaimana cara mengatasinya.”












2
BAB II
PEMBAHASAN

A.    DEFINISI GANGGUAN MAKAN
Gangguan makan merupakan gangguan psikologis yang memiliki karakteristik terganggunya pola makan  dan cara untuk mengontrol berat badan . Ketika memasuki masa remaja, khususnya masa pubertas, remaja menjadi sangat consen atas pertambahan berat badan, terutama remaja putri, karena mereka mengalami pertambahan jumlah jaringan lemak, sehingga mudah untuk menjadi gemuk apabila mereka mengkonsumsi makanan yang berkalori tinggi. Pada kenyataannya banyak wanita  inggin terlihat langsing dan kurus. Karena beranggapan bahwa menjadi kurus akan membuat mereka bahagia, sukses, dan populer.. Seseorang dengan gangguan makan memiliki masalah dengan body imagenya. Artinya merka sudah memiliki mind set (pemikiran yang sudah terpatri dalam otak) bahwa tubuh mereka tidak ideal. Mereka merasa tubuhnya gemuk, banyak lemak disana-sini dan tidak sedap dipandang.
            Menurut pandangan Erikson, remaja berada pada tahap masa krisis identitas (crisis of identity), hal ini mendorong remaja untuk mencari jati diri (identitas diri), caranya dengan mewujudkan keinginannya agar menjadi seseorang individu yang “sempurna”, secara intelektual, kepribadian, maupun dalam penampilan fisiknya. Untuk dapat tampil menawan dan menarik hati bagi lawan jenis, maka salah satu upayanya adalah berusaha memiliki bentuk tubuh yang ideal, misalnya dengan mengatur pola makan. Namun, seringkali banyak remaja yang dihantui oleh kekhawatiran maupun kecemasan bahwa ia akan mengalami kegagalan dari usaha tersebut. Dikarenakan mereka ingin menghindari agar dirinya tidak sampai mengalami kegemukan..



3
Rasa khawatir yang berlebihan ini, menyebabkan individu melakukan diet atau pantangan terhadap pola kebiasaan makan secara ketat. Apabila mereka merasa lapar, dirinya tidak segera makan, namun dibiarkan agar tetap merasa lapar. Bila ia merasa berhasil bertahan untuk tidak makan, maka ia kana merasa bangga atau senang bahkan puas. Demikian hal ini dilakukan secara berulang-ulang. Akan tetapi, karena ketidak tahuan dirinya tentang pola makan yang baik, sehingga sampai mengganggu pola pengaturan makannya, akibatnya remaja justru mengalami gangguan makan (eating disorder), misalnya anorexia dan bulimia nervosa (Berk, 1993, Papilia dkk. 1998, Santrock, 199, Rice, 1993, Turner dan Helms, 1995).


B.     MACAM-MACAM GANGGUAN MAKAN

1.      Anoreksia Nervosa
A.                            Pengertian
Yaitu suatu gangguan makan yang ditandai oleh adanya usaha untuk mempertahankan berat badan di bwah setandar normal, akibat pencitraan diri yang menyimpang. Pencitraan diri pada penderita AN dipengaruhi oleh bias kognitif (pola penyimpangan dalam menilai suatu situasi) dan memengaruhi cara seseorang dalam berpikir serta mengevaluasi tubuh dan makanannya.
            Anoreksia nervosa berkembang pada tahap remaja awal dan akhir, antara usia 12 dan 18. salah satu pola anoreksia yang paling umum terjadi, bermula setelah menarche (setelah mendapatkan haid pertama). Pada saat itu wanita mulai sadar akan pertumbuhan berat badan dan bersikeras untuk menghilangkannya, dengan berbagai cara. Seperti diet yang ekstrem, olahraga yang berlebihan, mengkonsumsi obat, dll.




4
B.                 Factor penyebab
  1. Faktor sosio-kultural
Tekanan yang berlebihan pada wanita muda mencapai standart kurus yang tidak realistis.

  1. Faktor Psikologis
  1. Diet yang kaku atau sangat membatasi dapat mengakibatkan berkuragnya control yang diikuti dengan pelanggaran diet dan menghasilkan makan berlebihan yang bersifat bulimik.
  2. Ketidakpuasan pada tubuh memicu dilakukannya cara-cara yang tidak sehat untuk mencapai berat badan yang diinginkan
  3. Merasa kurang memiliki control atas berbagai aspek kehidupan selain diet
  4. Kesulitan berpisah dari keluarga dan membangun identitas individual
  5. Kebutuhan psikologis untuk ksempurnaan dan kecenderungan untuk berfikir dikotomis/hitam putih.

3.Faktor Keluarga
a.       Kelurga dari pasien gangguan  makan seringkali memiliki karakteristik yang sama yaitu adanya konflik, kurang kedekatan dan pengasuhan, serta gagal dalm membangun kemandirian dan otonomi pada diri anak perempuan mereka.
b.      Dari prespektif sistim keluarga, gangguan makan pada anak perempuan dapat memberi keseimbangan pada keluarga yang disfungsional dengan menghilangkan perhatian dari masalah keluarga ataupun masalah pernikahan.
4.      Faktor Biologis
a.       Ketidak seimbangan yang mungkin terjadi pada sistim neurotransmitter di otak yang mengatur mood dan nafsu makan.
b.      Kemungkinan pengaruh genetis



5
C.                Gejala
a.       Ketakutan yang akut akan bertambahnya berat badan atau menjadi gemuk
b.      Self-image yang tradisional (merasa dirinya gemuk padahal sebenarnya sangat kurus)
c.       Dua subtype yang umum: tipe makanan berlebihan lalu mengeluarkannya dan tipe restriktif.
d.      Potensial untuk menjadi serius, bahkan menimbulkan komplikasi medis yang fatal


2.            Bulimia Nervosa
A.                            Pengertian
Yaitu suatu gangguan makan yang memiliki karakteristik makan berlebihan yang berulang diikuti oleh pembangkitan keinginan untuk memuntahkannya, diikuti oleh perhatian yang berlebihan terhadap berat badan dan bentuk tubuh.  Mengeluarkan makanan yang dimakan ini bisa melalui muntah yang biasanya  diinduksi dengan obat pencahar, selain itu juga dengan mengeluarkan lewat kencing dengan menggunakan obat diuretik.
            Usia rata-rata dari terjadinya bulimia adalah remaja akhir, ketika tekanan tentang diet dan ketidakpuasan akan bentuk tubuh atau berat badan berada pada puncaknya.

B.                 Factor penyebab
      Faktor penyebab bulimia sam seperti factor pada anoreksia nervosa
C.                Gejala
a.       Berat badan biasanya diperhatikan dalam kisaran normal
b.      Perhatian yang berlebihan terhadap bentuk dan berat tubuh
c.       Episode makan berlebihan, kemudian memuntahkannya dapat menghasilkan komplikasi medis yang serius
d.      Biasanya mempengaruhi wanita muda Eopa-Amerika

6
D.                PENANGANAN  GANGGUN MAKAN ANOREKSIA DAN BULIMIA
Mengingat implikasi psikologi dan anoreksia nervosa yang sulit, suatu rencana pengobatan harus menyeluruh, termasuk perawatan di rumah sakit jika diperlukan dan terapi individual serta keluarga adalah dianjurkan. Pendekatan perilaku, interpersonal, dan Kognitif pada beberapa kasus medikasi harus dipertimbangkan.
1.      Penanganan Medis
a.       Perawatan dirumah sakit mungkin diperlukan untuk membantu pasien anoreksia mencapai berat badan yang sehat atau pasien bulimia mengatasi siklus makan berlebih lalu mengeluarkannya dalam kasus dimana terapi rawat jalan gagal.
b.      Pengobatan anti depresan dapat digunakan untuk mengatur nafsu makan dengan mengubah proses kimia pada otak atau untuk melepaskan depresi yang mendasari.

2.      Psikoterapi
Psikodinamika bertujuan untuk mengeksplorasi dan menyelesaikan konflik psikologis yang ada.

3.      Terapi Behavioral Kognitif
a.       Untuk membantu individu dengan gangguan makan mengalahkan pikiran dan keyakinan yang self-defiating serta mengembangkan kebiasaan makan dan pola berpikir yang lebih sehat.
b.      Modifikasi perilaku membantu pasien gangguan makan yang dirawat dirumah sakit untuk meningkatkan berat badan dengan memberi hadiah yang diinginkan untuk perilaku makan yang tepat.
c.       Pemaparan terhadap pencegahan respon membantu individu bulimia menoleransi memakan makanan yang menurut mereka dilarang tanpa makan berlebihan dan mengeluarkannya.
7
4. Terapi Keluarga
Dapat digunakan untuk mengatasi konflik keluarga dan meningkatkan komunikasi diantara anggota keluarga.
5. Perawatan Setelah Biomedis
a. Gabungan psikoterapi individu dan keluarga
b. Menggunakan pendekatan terapi kognitif yang difokuskan pada pasien yang terobsesi menjadi kurus, kepercayaan diri yang rendah, dan dichotomous thinking, seperti bendut lawan kurus, benar lawan salah, otonomi lawan independent.
c. farmakoterapi, banyak diberikan oleh physician jika pasien telah mengalami perbaikan setelah 6 bulan, setelah pasien di rawat.

3.                  Gangguan Makan Berlebihan
A.                                  Pengertian
Gangguan makan berlebihan (binge-eating disorder/BED) adalah Suatu gangguan yang memiliki karakteristik makan berlebihan yang berulang tanpa memuntahkannya; dikelompokkan sebagai gangguan yang masih potensial tetapi masih perlu dipelajari lagi lebih lanjut. BED seringkali diasosiasikan dengan depresi dan usaha yang gagal dalam menurunkan berat badan sehingga mereka mempertahankannya.
B.                 Gejala
a.             Individu dengan BED seringkali digambarkan sebagai pemakan berlebihan yang kompulsif
b.            Biasanya menyerang wanita obesitas yang usianya lebih tua daripada mereka yang menderita anoreksia dan bulimia
8
C.                Penanganan Gangguan Makan Berlebihan
            Teknik kognitif-behavioral telah menunjukkan efek positif dalam menangani BED. Anti depresan terutama antidepresan,dari keluarga SSRI, juga dapat menurunkan frekuensi episode makan berlebihan dengan membantu mengatur tingkat serotonin pada otak.

4.                  Obesitas
A.                Pengertian
Suatu kondisi kelebihan lemak tubuh, biasanya ditentukanoleh IMT diatas 30.
B.                 Gejala
Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoarthritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan kaki). Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit. Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relative lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak.
C.                Faktor Obesitas
1.                              Faktor makanan
2.            Faktor keturunan
3.            Faktor Hormon
4.            Faktor Psikologis
         Pada beberapa individu kebutuhan akan makan lebih banyak dari biasanya bia ia merasa  membutuhkan kebutuhan khusus untuk keamanan emisional.
9
5.            Gaya Hidup yang kutang tepat
 Kemajuan social ekonomi, teknologi dan informatika yang global telah menyebabkan gaya hidup yang meliputi pola piker & sikap yang terlihat dari pola makan & aktivis fisik biasanya.
6.      Pemakaian Obat-abatan

D.    Penanganan Obesitas
1.      merubah gaya hidup
2.      konsultasi masalah kejiwaan
3.      pemberian obat-obatan
obat yang dianjurkan: sibutramine & orlistat (xenical)
4.      pembedahan
Dilakukan apabila obesitas dengan BMI > 40

5.      Pica
A.    Pengertian
Kebiasaan makan benda yang tidak bisa dimakan (tidak lazim dimakan), yang tidak memiliki nutrisi dan nilai gizinya.
Ex: tanah, sabun mandi, obat nyamuk, dll.


10
B.     Faktor
Pica terjadi karena kebiasaan anak mencoba-coba dan tidak disertai penjelasan dan bimbingan/dibiarkan karena tidak diketahuiboleh orang tuanya. Selain itu, kemiskinan & pendidikan rendah orangtua juga ikut mempengaruhi terjadinya kebiasaan buruk tersebut.
C.    Gejala
Tidak ada tanda-tanda/gejalanya. Satu-satunya cara untuk mengetahuinya yaitu dengan melakukan tes darah, guna mengeahui kandungan besi dan seng.
D.    Penanganan Pica
1.      memperketat pengawasan anak
2.      memberi pemahaman pada anak tentang bahaya benda-benda yang dimakannya
3.      pendidikan perilaku yang benar
4.      lingkungan yang mendukung
5.      pendekatan keluarga
6.      pemberian hukuman
7.      bawa ke psikolog/psikiater
8.      penggunaan obat-obatan



11
BAB III
            PENUTUP

Kesimpulan.
Dari penjelasan di atas, kami dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1.                  Gangguan makan merupakan gangguan psikologis yang memiliki karakteristik terganggunya pola makan  dan cara untuk mengontrol berat badan.
2.                    Macam-macam gangguan makan:
a.                   Anoreksia Nervosa Yaitu suatu gangguan makan yang ditandai oleh adanya usaha untuk mempertahankan berat badan di bwah setandar normal, akibat pencitraan diri yang menyimpang.
b.                  Bulimia Nervosa Yaitu suatu gangguan makan yang memiliki karakteristik makan berlebihan yang berulang diikuti oleh pembangkitan keinginan untuk memuntahkannya, diikuti oleh perhatian yang berlebihan terhadap berat badan dan bentuk tubuh. 
c.                   Gangguan Makan Berlebihan Gangguan makan berlebihan (binge-eating disorder/BED) adalah Suatu gangguan yang memiliki karakteristik makan berlebihan yang berulang tanpa memuntahkannya; dikelompokkan sebagai gangguan yang masih potensial tetapi masih perlu dipelajari lagi lebih lanjut.
d.                  Obesitas Suatu kondisi kelebihan lemak tubuh, biasanya ditentukanoleh IMT diatas 30.
e.                   Pica Kebiasaan makan benda yang tidak bisa dimakan (tidak lazim dimakan), yang tidak memiliki nutrisi dan nilai gizinya.
Ex: tanah, sabun mandi, obat nyamuk, dll.


12
DAFTAR PUSTAKA

Nevid, Jeffrey S., Spencer A. Rathus dan Beverly Greene. 2002. Psikologi Abnormal: edisi kelima jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Diambil pada 25 September 2012

Dioambil pada 30 September 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar