KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nyalah kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Berdasarkan mata kuliah yang telah diberikan, kami
memberi judul makalah ini “Gangguan Makan”. Gangguan makan merupakan gangguan
psikologis yang memiliki karakteristik terganggunya pola makan dan cara untuk mengontrol berat badan. pola
yang disfungsional ini seperti anoreksia nervosa dan bulimia nervosa.
Terselesaikannya
makalah ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari pihak-pihak yang
terlibat dalam proses penyusunan dan pembuatan makalah ini. Rasa
terimakasih kami sampaikan kepada dosen pembimbing mata kuliah psikologi
abnormal, yang telah bersedia membantu
kami dalam pembuatan makalah ini. Kami sebagai manusia yang banyak memiliki
kekurangan, menyadari bahwa apa yang kami sampaikan dalam makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan baik dalam proses penyampaiannya maupun isi atau
hal-hal yang terkandung di dalamnya. Maka dari itu kami selaku penulis dan
penyusun makalah ini sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
yang bersifat membangun sehingga dapat membantu kami untuk dapat lebih
menyempurnakan lagi makalah yang kami buat ini. Kami sangat berharap apa yang
kami sampaikan dan apa yang kami sajikan dalam makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................ 1
a. Latar Belakang masalah………………………………………………... 1
b. Rumusan Masalah……………………………………………………… 1
c. Tujuan………………………………………………………………….. 2
d. Manfat…………………………………………………………………. 2
BAB II
PEMBAHASAN............................................................................ 3
BAB III PENUTUP..................................................................................... 12
KESIMPULAN............................................................................................
12 DAFTAR
PUSTAKA................................................................................... 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.a. Latar Belakang.
Dalam
satu di antara banyak Negara, terdapat beberapa orang yang secara sengaja
membuat diri mereka sendiri lapar, bahkan terkadang sampai meninggal. Mereka
terobsesi dengan berat badan dan bermaksud untuk mencapai citra tubuh yang
terlalu kurus. Ada
juga yang memiliki siklus dimana mereka makan banyak dan kemudian berkeinginan
untuk menghilangkan kelebihan makan mereka, antara lain dengan memuntahkannya.
Pola yang yang disfungsional ini adalah dua tipe utama dari gangguan makan,
yaitu anoreksia nervosa (anorexia nervosa)
dan bulimia nervosa. Ganguan makan (eating
disorder) memiliki karakteristik pola makan yang terganggu dan cara yang
maladaptif dalam mengontrol berat badan. Seperti gangguan psokologis lainnya,
anoreksia dan bulimia sering disertai dengan berbagai bentuk psikopatologi,
termasuk depresi, gangguan kecemasan dan gangguan penyalahgunaan Zat. Untuk dapat memberikan pengetahuan
dan pemahaman akan gangguan makan tersebut, maka kami buat makalah ini yang
membahas tentang gangguan makan lebih lanjut.
1.b. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan yang terdapat pada latar belakang
tersebut, maka yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
- Apa yang dimaksud dengan gangguan makan?
- Apa
penyebab orang mengalami gangguan makan?
- Apa
saja macam-macam dari gangguan makan ?
- Apa
saja ciri-ciri orang yang mengalami gangguan makan?
- Bagaimana
cara menangani orang yang mengalami gangguan makan?
1
1.c. Tujuan
Sesuai dengan apa yang terdapat dalam latar belakang
masalah dan rumusan masalah, tujuan penulisan makalah ini adalah :
“Memberikan pemahaman kepada para pembaca tentang apa yang dimaksud dengan
gangguan makan, penyebap ganguan makan, macam-macam gangguan makan, ciri-ciri
oarang yang mengalami gangguan makan, dan bagaimana cara penanganannya.
1.d. Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini sesuai dengan hal-hal yang
terdapat dalam latar belakang masalah, rumusan masalah dan tujuan, maka manfaat
yang dapat diperoleh dari pembuatan makalah ini adalah : “Dapat memberikan
pemahaman yang cukup mengenai gangguan
makan kepada pembaca sehingga, pembaca tau apa yang dimaksud dengan gangguan
makan dan bagaimana cara mengatasinya.”
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
GANGGUAN MAKAN
Gangguan makan merupakan gangguan psikologis yang memiliki karakteristik
terganggunya pola makan dan cara untuk
mengontrol berat badan . Ketika memasuki masa remaja, khususnya masa pubertas,
remaja menjadi sangat consen atas
pertambahan berat badan, terutama remaja putri, karena mereka mengalami
pertambahan jumlah jaringan lemak, sehingga mudah untuk menjadi gemuk apabila
mereka mengkonsumsi makanan yang berkalori tinggi. Pada kenyataannya banyak
wanita inggin terlihat langsing dan
kurus. Karena beranggapan bahwa menjadi kurus akan membuat mereka bahagia,
sukses, dan populer.. Seseorang dengan gangguan makan memiliki masalah dengan body imagenya. Artinya merka sudah
memiliki mind set (pemikiran yang
sudah terpatri dalam otak) bahwa tubuh mereka tidak ideal. Mereka merasa
tubuhnya gemuk, banyak lemak disana-sini dan tidak sedap dipandang.
Menurut
pandangan Erikson, remaja berada pada tahap masa krisis identitas (crisis of identity), hal ini mendorong remaja untuk mencari jati diri (identitas
diri), caranya dengan mewujudkan keinginannya agar menjadi seseorang individu
yang “sempurna”, secara intelektual, kepribadian, maupun dalam penampilan
fisiknya. Untuk dapat tampil menawan dan menarik hati bagi lawan jenis, maka
salah satu upayanya adalah berusaha memiliki bentuk tubuh yang ideal, misalnya
dengan mengatur pola makan. Namun, seringkali banyak remaja yang dihantui oleh kekhawatiran
maupun kecemasan bahwa ia akan mengalami kegagalan dari usaha tersebut.
Dikarenakan mereka ingin menghindari agar dirinya tidak sampai mengalami
kegemukan..
3
Rasa khawatir yang berlebihan ini, menyebabkan individu melakukan
diet atau pantangan terhadap pola kebiasaan makan secara ketat. Apabila mereka
merasa lapar, dirinya tidak segera makan, namun dibiarkan agar tetap merasa
lapar. Bila ia merasa berhasil bertahan untuk tidak makan, maka ia kana merasa bangga atau senang bahkan puas.
Demikian hal ini dilakukan secara berulang-ulang. Akan tetapi, karena ketidak
tahuan dirinya tentang pola makan yang baik, sehingga sampai mengganggu pola
pengaturan makannya, akibatnya remaja justru mengalami gangguan makan (eating disorder), misalnya anorexia dan bulimia nervosa (Berk, 1993, Papilia dkk. 1998, Santrock, 199,
Rice, 1993, Turner dan Helms, 1995).
B. MACAM-MACAM GANGGUAN
MAKAN
1.
Anoreksia Nervosa
A.
Pengertian
Yaitu suatu gangguan makan yang ditandai oleh adanya usaha untuk
mempertahankan berat badan di bwah setandar normal, akibat pencitraan diri yang
menyimpang. Pencitraan diri pada penderita AN dipengaruhi oleh bias kognitif
(pola penyimpangan dalam menilai suatu situasi) dan memengaruhi cara seseorang
dalam berpikir serta mengevaluasi tubuh dan makanannya.
Anoreksia nervosa
berkembang pada tahap remaja awal dan akhir, antara usia 12 dan 18. salah satu
pola anoreksia yang paling umum terjadi, bermula setelah menarche (setelah mendapatkan haid pertama). Pada saat itu wanita
mulai sadar akan pertumbuhan berat badan dan bersikeras untuk menghilangkannya,
dengan berbagai cara. Seperti diet yang ekstrem, olahraga yang berlebihan,
mengkonsumsi obat, dll.
4
B.
Factor penyebab
- Faktor
sosio-kultural
Tekanan yang berlebihan pada wanita muda mencapai standart kurus
yang tidak realistis.
- Faktor
Psikologis
- Diet
yang kaku atau sangat membatasi dapat mengakibatkan berkuragnya control
yang diikuti dengan pelanggaran diet dan menghasilkan makan berlebihan
yang bersifat bulimik.
- Ketidakpuasan
pada tubuh memicu dilakukannya cara-cara yang tidak sehat untuk mencapai
berat badan yang diinginkan
- Merasa
kurang memiliki control atas berbagai aspek kehidupan selain diet
- Kesulitan
berpisah dari keluarga dan membangun identitas individual
- Kebutuhan
psikologis untuk ksempurnaan dan kecenderungan untuk berfikir
dikotomis/hitam putih.
3.Faktor Keluarga
a.
Kelurga dari pasien
gangguan makan seringkali memiliki
karakteristik yang sama yaitu adanya konflik, kurang kedekatan dan pengasuhan,
serta gagal dalm membangun kemandirian dan otonomi pada diri anak perempuan
mereka.
b.
Dari prespektif sistim
keluarga, gangguan makan pada anak perempuan dapat memberi keseimbangan pada
keluarga yang disfungsional dengan menghilangkan perhatian dari masalah
keluarga ataupun masalah pernikahan.
4.
Faktor Biologis
a. Ketidak seimbangan yang mungkin terjadi pada sistim
neurotransmitter di otak yang mengatur mood dan nafsu makan.
b. Kemungkinan pengaruh genetis
5
C.
Gejala
a. Ketakutan yang akut akan bertambahnya berat badan atau menjadi
gemuk
b. Self-image yang tradisional (merasa dirinya gemuk padahal
sebenarnya sangat kurus)
c. Dua subtype yang umum: tipe makanan berlebihan lalu mengeluarkannya
dan tipe restriktif.
d. Potensial untuk menjadi serius, bahkan menimbulkan komplikasi
medis yang fatal
2.
Bulimia Nervosa
A.
Pengertian
Yaitu suatu gangguan makan yang memiliki karakteristik makan
berlebihan yang berulang diikuti oleh pembangkitan keinginan untuk
memuntahkannya, diikuti oleh perhatian yang berlebihan terhadap berat badan dan
bentuk tubuh. Mengeluarkan makanan yang
dimakan ini bisa melalui muntah yang biasanya
diinduksi dengan obat pencahar, selain itu juga dengan mengeluarkan
lewat kencing dengan menggunakan obat diuretik.
Usia rata-rata
dari terjadinya bulimia adalah remaja akhir, ketika tekanan tentang diet dan
ketidakpuasan akan bentuk tubuh atau berat badan berada pada puncaknya.
B.
Factor penyebab
Faktor penyebab bulimia
sam seperti factor pada anoreksia nervosa
C.
Gejala
a. Berat badan biasanya diperhatikan dalam kisaran normal
b. Perhatian yang berlebihan terhadap bentuk dan berat tubuh
c. Episode makan berlebihan, kemudian memuntahkannya dapat
menghasilkan komplikasi medis yang serius
d. Biasanya mempengaruhi wanita muda Eopa-Amerika
6
D.
PENANGANAN GANGGUN MAKAN
ANOREKSIA DAN BULIMIA
Mengingat implikasi psikologi dan anoreksia nervosa yang sulit,
suatu rencana pengobatan harus menyeluruh, termasuk perawatan di rumah sakit
jika diperlukan dan terapi individual serta keluarga adalah dianjurkan.
Pendekatan perilaku, interpersonal, dan Kognitif pada beberapa kasus medikasi
harus dipertimbangkan.
1.
Penanganan Medis
a. Perawatan dirumah sakit mungkin diperlukan untuk membantu pasien
anoreksia mencapai berat badan yang sehat atau pasien bulimia mengatasi siklus
makan berlebih lalu mengeluarkannya dalam kasus dimana terapi rawat jalan
gagal.
b. Pengobatan anti depresan dapat digunakan untuk mengatur nafsu
makan dengan mengubah proses kimia pada otak atau untuk melepaskan depresi yang
mendasari.
2.
Psikoterapi
Psikodinamika bertujuan untuk
mengeksplorasi dan menyelesaikan konflik psikologis yang ada.
3.
Terapi
Behavioral Kognitif
a. Untuk
membantu individu dengan gangguan makan mengalahkan pikiran dan keyakinan yang
self-defiating serta mengembangkan kebiasaan makan dan pola berpikir yang lebih
sehat.
b. Modifikasi
perilaku membantu pasien gangguan makan yang dirawat dirumah sakit untuk
meningkatkan berat badan dengan memberi hadiah yang diinginkan untuk perilaku
makan yang tepat.
c. Pemaparan
terhadap pencegahan respon membantu individu bulimia menoleransi memakan
makanan yang menurut mereka dilarang tanpa makan berlebihan dan
mengeluarkannya.
7
4.
Terapi Keluarga
Dapat
digunakan untuk mengatasi konflik keluarga dan meningkatkan komunikasi diantara
anggota keluarga.
5. Perawatan Setelah Biomedis
a.
Gabungan psikoterapi individu dan keluarga
b.
Menggunakan pendekatan terapi kognitif yang difokuskan pada pasien yang
terobsesi menjadi kurus, kepercayaan diri yang rendah, dan dichotomous thinking,
seperti bendut lawan kurus, benar lawan salah, otonomi lawan independent.
c.
farmakoterapi, banyak diberikan oleh physician jika pasien telah mengalami
perbaikan setelah 6 bulan, setelah pasien di rawat.
3.
Gangguan
Makan Berlebihan
A.
Pengertian
Gangguan
makan berlebihan (binge-eating disorder/BED) adalah Suatu gangguan yang
memiliki karakteristik makan berlebihan yang berulang tanpa memuntahkannya;
dikelompokkan sebagai gangguan yang masih potensial tetapi masih perlu
dipelajari lagi lebih lanjut. BED seringkali diasosiasikan dengan depresi dan
usaha yang gagal dalam menurunkan berat badan sehingga mereka
mempertahankannya.
B.
Gejala
a.
Individu dengan BED seringkali
digambarkan sebagai pemakan berlebihan yang kompulsif
b.
Biasanya menyerang wanita obesitas yang
usianya lebih tua daripada mereka yang menderita anoreksia dan bulimia
8
C.
Penanganan
Gangguan Makan Berlebihan
Teknik kognitif-behavioral telah
menunjukkan efek positif dalam menangani BED. Anti depresan terutama
antidepresan,dari keluarga SSRI, juga dapat menurunkan frekuensi episode makan
berlebihan dengan membantu mengatur tingkat serotonin pada otak.
4.
Obesitas
A.
Pengertian
Suatu
kondisi kelebihan lemak tubuh, biasanya ditentukanoleh IMT diatas 30.
B.
Gejala
Obesitas
bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah dan
memperburuk osteoarthritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan
kaki). Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit. Seseorang yang menderita
obesitas memiliki permukaan tubuh yang relative lebih sempit dibandingkan
dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien
dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak.
C.
Faktor
Obesitas
1.
Faktor makanan
2.
Faktor keturunan
3.
Faktor Hormon
4.
Faktor Psikologis
Pada
beberapa individu kebutuhan akan makan lebih banyak dari biasanya bia ia
merasa membutuhkan kebutuhan khusus
untuk keamanan emisional.
9
5.
Gaya Hidup yang kutang tepat
Kemajuan social ekonomi, teknologi dan
informatika yang global telah menyebabkan gaya
hidup yang meliputi pola piker & sikap yang terlihat dari pola makan &
aktivis fisik biasanya.
6. Pemakaian
Obat-abatan
D.
Penanganan
Obesitas
1. merubah
gaya hidup
2. konsultasi
masalah kejiwaan
3. pemberian
obat-obatan
obat yang dianjurkan: sibutramine &
orlistat (xenical)
4. pembedahan
Dilakukan apabila obesitas dengan BMI
> 40
5.
Pica
A.
Pengertian
Kebiasaan makan benda yang tidak bisa
dimakan (tidak lazim dimakan), yang tidak memiliki nutrisi dan nilai gizinya.
Ex: tanah, sabun mandi, obat nyamuk,
dll.
10
B.
Faktor
Pica terjadi karena kebiasaan anak
mencoba-coba dan tidak disertai penjelasan dan bimbingan/dibiarkan karena tidak
diketahuiboleh orang tuanya. Selain itu, kemiskinan & pendidikan rendah
orangtua juga ikut mempengaruhi terjadinya kebiasaan buruk tersebut.
C.
Gejala
Tidak ada tanda-tanda/gejalanya. Satu-satunya
cara untuk mengetahuinya yaitu dengan melakukan tes darah, guna mengeahui
kandungan besi dan seng.
D.
Penanganan
Pica
1. memperketat
pengawasan anak
2. memberi
pemahaman pada anak tentang bahaya benda-benda yang dimakannya
3. pendidikan
perilaku yang benar
4. lingkungan
yang mendukung
5. pendekatan
keluarga
6. pemberian
hukuman
7. bawa
ke psikolog/psikiater
8. penggunaan
obat-obatan
11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan.
Dari penjelasan di
atas, kami dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1.
Gangguan makan merupakan gangguan psikologis yang memiliki karakteristik
terganggunya pola makan dan cara untuk
mengontrol berat badan.
2.
Macam-macam
gangguan makan:
a.
Anoreksia Nervosa Yaitu suatu
gangguan makan yang ditandai oleh adanya usaha untuk mempertahankan berat badan
di bwah setandar normal, akibat pencitraan diri yang menyimpang.
b.
Bulimia Nervosa Yaitu suatu
gangguan makan yang memiliki karakteristik makan berlebihan yang berulang
diikuti oleh pembangkitan keinginan untuk memuntahkannya, diikuti oleh
perhatian yang berlebihan terhadap berat badan dan bentuk tubuh.
c.
Gangguan
Makan Berlebihan Gangguan makan berlebihan (binge-eating
disorder/BED) adalah Suatu gangguan yang memiliki karakteristik makan
berlebihan yang berulang tanpa memuntahkannya; dikelompokkan sebagai gangguan
yang masih potensial tetapi masih perlu dipelajari lagi lebih lanjut.
d.
Obesitas
Suatu
kondisi kelebihan lemak tubuh, biasanya ditentukanoleh IMT diatas 30.
e.
Pica
Kebiasaan
makan benda yang tidak bisa dimakan (tidak lazim dimakan), yang tidak memiliki
nutrisi dan nilai gizinya.
Ex: tanah, sabun mandi, obat nyamuk,
dll.
12
DAFTAR PUSTAKA
Nevid,
Jeffrey S., Spencer A. Rathus dan Beverly Greene. 2002. Psikologi Abnormal: edisi kelima jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Diambil
pada 25 September 2012
Dioambil
pada 30 September 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar