Blogger Widgets

Minggu, 08 Desember 2013

Biografi Aldler Psikoanalisa

Kelompok 5 ( Alfred Adler )
Santi Iswandari                 (6115111009)
Natalia Desi Lusiana        (6115111010)
Rohdiatun Qotimah          (6115111011)
Fajrin Siti Fauziah            (6115111012)
Wahyuni                           (6115111013)


 
 



A.   
 Biografi Alfred Adler


 






Alfred Adler lahir di Wina pada tahun 1870 dari keluarga kelas menengah, dan meninggal di Aberdeen, Skotlandia pada tahun 1937 pada waktu mengadakan perjalanan keliling untuk memberikan ceramah. Ia meraih gelar dokter pada tahun 1895 dari Universitas Wina. Mula-mula ia mengambil spesialisasi dibidang ophthamologi, kemudian setelah menjalani praktik dokter umum, ia menjadi seorang psikiater. Ia menjadi ketua Masyarakat Psikoanalisis Wina.
Pada tahun 1935 Adler menetap si Amerika Serikat, dia meneruskan prakteknya sebagai psikiater disana dan menjadi professor dalam psikologi medis di Long Island College of Madicine. Diantara buku dan artikelnya yang terkenal, adalah: The Practice and Theory of Individual Psychology (1927), Psychology of 1930 (1930), International Journal of Individual Psycholoy (1935).
Berbeda dendan pandangan pokok Freud bahwa tingkah laku manusia didorong oleh insting-insting sejak lahir dan dengan aksioma pokok (menekankan pada seks), Jung yang menyatakan bahwa tingkah laku manusia dikuasai oleh arkhetipe-arkhetipe yang dibawa sejak lahir (menekankan pola-pola pemikiran primordial), dan Adler berpendapat bahwa manusia pertama-tama dimotivasikan oleh dorongan sosial (menekankan minat sosial).

B.     Teori Adler
Menurut Alfred Adler, pribadi seseorang di tentukan oleh sifat khas atau unik, yaitu individualitas bulat serta sifat yang khas pada pribadi manusia, misalnya konfigurasi motif-motif, sifat-sifat dan nilai-nilai, gaya hidup dan lain-lain.
Psikologi individu, meskipun tidak mudah untuk menguasai, memiliki jenis kesederhanaan yang datang dengan konkrit, berurusan sebanyak mungkin dengan apa yang dapat diamati dan sesedikit mungkin dengan apa yang harus diambil pada iman. Dengan demikian dapat dijelaskan dalam bahasa sehari-hari dan mudah dapat ditunjukkan pada kasus-kasus aktual. Mungkin mencakup lebih banyak aspek kepribadian daripada teori lain dalam hal ini berkaitan dengan sehat serta hubungan abnormal, individu dan kelompok, dan fisik dan psikologis. Namun hang bersama-sama dengan konsistensi diri ditandai karena semua prinsip saling terkait.
Kekompakan ini mencerminkan pandangan Adler orang tersebut sebagai organisme: unit di mana semua bagian berfungsi kooperatif, bahkan ketika berbeda, di subordinasi ke rencana keseluruhan untuk keseluruhan.
·         Prinsip-prinsip teori Adler :
a.       Finalisme Fiktif
Psikologi individual secara mutlak mempertahankan finalisme sebagai suatu yang sangat penting untuk memahami semua gejala psikologis. Penyebab, kekuatan, insting, impuls, dan sebagainya tidak dapat berfungsi sebagi prinsip yang dapat memberikan penjelasan. Tujuan final sendiri dapat menjelaskan tingkah laku manusia. Pengalaman-pengalaman, trauma-trauma, mekanisme-mekanisme perkembangan seksual tidak dapat memberikan penjelasan, tetapi perspektif dengan mana semua ini dilihat, cara individu melihat ini yang mengarahkan seluruh kehidupan pada tujuan final (suatu fiksi/cita-cita yang tidak mungkin direalisasikan).

b.       Perjuangan ke Arah Superioritas
Adler menegaskan bahwa superioritas bukan pengkotakan sosial, kepemimpinan, atau kedudukan yang tinggi dalam masyarakat. Tetapi adalah suatu yang mirip dengan konsep Jung tentang diri atau konsep aktualisasi diri dari Goldstein. Superioritas adalah dorongan kearah kesempurnaan dan bersifat bawaan.

c.        Perasaan inferioritas dan Kompensasi
Bagi Adler tujuan hidup adalah kesempurnaan bukan kenikmatan. Perasaan-perasaan inferioritas bersumber dari rasa tidak lengkap atau tidak sempurna dalam semua bidang kehidupan. Ketika anak mencapai taraf perkembangan ini, ia mulai merasa inferior lagi sehingga ia berusaha untuk maju lagi. Akan tetapi dalam keadaan-keadaan normal inferioritas atau rasa tidak lengkap ini merupakan daya pendorong kuat bagimanusia. Dengan kata lain, manusia didorong oleh kebutuhan untuk mengatasi inferioritasnya dan ditarik oleh hasrat untuk menjadi superior.

d.       Minat Kemasyarakatan
Menurut artinya yang terdalam, minat sosial berupa individu membantu masyarakat mencapai tujuan terciptanya masyarakat yang sempurna. Minat sosial merupakan kompensasi sejati dan yang tak dapat dielakkan bagi semua kelemahan alamiah manusia individual (Adler, 1929b, hlm.31). Adler yakin bahwa minat sosial bersifat bawaan, bahwa manusia adalah mahluk sosial menurut kodratnya, dan bukan karena kebiasaan belaka.

e.       Gaya Hidup
Gaya hidup terbentuk sangat dini pada masa kanak-kanak, pada usia 4 atau 5 tahun, dan sejak itu pengalaman-pengalaman diasimilasikan dan digunakan seturut gaya hidup yang unik ini. Sikap, perasaan, apersepsi terbentuk dan menjadi mekanik pada usia dini, dan sejak saat itu gaya hidup praktis tidak dapat berubah. Orang mungkin memperoleh cara-cara baru untuk mengungkapkan gaya hidupnya yang unik, tetapi cara-cara ini hanya merupakan contoh-contoh konkret dan khusus dari gaya hidup dasar sama yang terbentuk pada usia awal.
Tiga faktor yang menyebabkan anak tergelincir pada gaya hidup yang salah, yakni:
1.    Anak-anak yang memiliki inferioritas-inferioritas
2.    Anak-anak yang dimanjakan
3.    Anak-anak yang terlantar

f.        Diri Kreatif
Diri kreatif adalah ragi yang mengolah fakta-fakta dunia dan mentranformasikan fakta-fakta ini menjadi kepribadian yang bersifat subjektif, dinamik, menyatu, personal dan unik. Diri kreati memberikan arti pada kehidupan; ia memberikan tujuan maupun sarana untuk mencapainya. Diri kreatif adalah prinsip aktif kehidupan manusia, dan tidak berbeda dengan konsep jiwa yang lebih kuno itu.

Penelitian Khas Adler
Urutan Kelahiran        :
1. Anak Pertama
Menurut Adler, anak pertama memiliki posisi yang unik, yaitu sebagai anak satu-satunya pada suatu waktu, dan kemudian mengalami pergeseran status ketika anak kedua lahir. Anak pertama awalnya mendapatkan perhatian utuh sampai terbagi saat adiknya lahir. Peristiwa tersebut mengubah situasi dan pandangan anak pertama terhadap dunia. Bila anak pertama berusia lebih tua 3 tahun atau lebih ketika memiliki adik, maka biasanya akan merasa permusuhan dan kebencian terhadap adiknya.
2. Anak Tengah
Ciri anak tengah adalah ambisius. Ia selalu berusaha melebihi kakaknya dan cenderung memberontak atau iri hati. Tetapi pada umumnya ia dapat menyesuaikan diri dengan lebih baik.
3. Anak Bungsu
Anak bungsu adalah anak yang dimanjakan. Sama seperti anak sulung, kemungkinan ia akan menjadi anak yang bermasalah dan menjadi orang dewasa yang neurotik dan tidak mampu menyesuaikan diri.


C.     Contoh
Ø  Deyna melebih2kan kemampuan atau pencapaian pribadinya dan bersifat outward. hal ini dilakukan demi mencapai superioritas. yaitu keadaan subjektif tentang pengalaman dan perasaan berharga. (bisa berbeda2 tiap individu karena subjektif) biasanya hal ini disebabkan karena inferioritas tertentu, mungkin saja selama waktu kecil deyna sering mendapat ejekan bahwa ia adalah anak yang kurang pergaulan, tidak keren, tidak laku dsb. kemungkinan hal inilah yang mendorong perilaku deyna menjadi seperti ini.
Ø  hitler ingin menguasai dunia karena sebenarnya ia mengidap impotensi
Ø  napoleon ingin menaklukkan musuh2nya karena fisiknya yang kecil

D.    Daftar Pustaka

·         Verdi's Journals (2008). VJ#28/V/2008 : Teori Alfred Adler. From : http://aryaverdiramadhani.blogspot.com/2008/05/vj28v2008-teori-alfred-adler.html, MAY 14, 2008

·         HAROLD AHMAD (2011). TEORI BEHAVIOR ALFRED ADLER . From : http://krewengcool.blogspot.com/2011/05/teori-behavior-alfred-adler.html, 26 MEI 2011

·         From : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=7626701&page=6, 07 Agustus 2011

·         Hana Panggabean. Psikoanalisis. From :   http://rumahbelajarpsikologi.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=35

·         Alwisol 2009. Psikologi Kepribadian. Malang : UMM press


Tidak ada komentar:

Posting Komentar